Investor RPH Banyumulek Mulai Potong Sapi Perdana

RESMIKAN : Gubernur NTB, Zulkieflimansyah dalam acara pemotongan perdana sapi oleh PT. Atra Begawan Nusantara di RPH Banyumulek. (RATNA / RADAR LOMBOK)

MATARAM – Setelah lima tahun tanpa aktivitas, Rumah Potong Hewan (RPH) Banyumulek kembali beroperasi, ditandai dengan pemotongan pertama ternak sapi.

Gubernur NTB H Zulkieflimansyah mengatakan beroperasinya RPH Banyumulek ini sekaligus menjadi lokomotif industrialisasi di NTB.

“Perjalanan panjang harus dimulai dengan langkah pertama. Jangan sampai ternak sapi kita disembelih di luar lalu beli dalam bentuk olahan dengan harga yang mahal. Itu yang tidak kita inginkan,” katanya.

Diakui tidak gampang mencari investor yang benar-benar komitmen untuk berinvestasi di NTB. Pasalnya, hampir lima tahun Pemprov NTB mencari investor yang bisa mengintegrasikan hulu sampai hilir pada sektor peternakan ini. dengan kehadiran RPH Banyumulek ini menjadi pemantik perekonomian daerah. Terlebih pemotongan ternak di RPH Banyumulek, nantinya akan berdampak pada lahirnya industri-industri baru. Oleh karena itu RPH Banyumulek menjadi langkah pertama dalam membangun industri di sektor perternakan.

“RPH Banyumulek bukan semata-mata hanya ternak saja yang dipotong. Tetapi juga membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat NTB,” terangnya.

Dikatakannya, ketika masyarakat sudah memiliki penghasilan, dengan demikian standar hidup masyarakat pun akan meningkat dan akses terhadap pendidikan menjadi lebih baik. Sebagai daerah yang ramah investasi, Gubernur NTB meminta kepala OPD di lingkungan Pemprov untuk memberi kemudahan kepada investor dalam menanam sahamnya di NTB.

“Jangan buat susah investor kalau tidak ada fasilitas kita sediakan kalau tidak ada izin kita buatkan. Begitu juga dengan perbankan, kalau bisa bantu jangan persulit investasi,” tandasnya.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi NTB Khaerul Akbar mengatakan penandatanganan kontrak kerja sama dengan investor PT Atra Begawan Nusantara sudah dilakukan. Selain bergerak pada bidang pemotongan ternak, juga akan menyasar pada sektor hulu dan hilir peternakan, sosial maupun ekonominya.

“Kedepan NTB akan menjadi lumbung daging nasional. Keseriusan investor dibuktikan dengan dilakukannya sejumlah perbaikan bangunan dan penambahan alat kepengkapan RPH Banyumulek. Beberapa kendaraan operasional pun sudah dilengkapi,” ujarnya.

Tidak sampai disitu, rencananya lahan sewa juga bakal ditambah kurang lebih 5 hektare untuk membangun pabrik pengolahan produk turunan peternakan. Untuk membangkitkan semangat para peternak, kerja sama juga akan menyasar pada bidang perkreditan peternak yang diintegrasikan dengan perbankan. Bahkan dengan jumlah ternak yang bisa dipelihara di kandang RPH Banyumulek mencapai 2.000 ekor hingga 3.000 ekor. Maka bukan tidak mungkin akan muncul insentif untuk membangun pabrik pakan.

“Kalau pabrik pakan bisa muncul ditempat kita, lalu bisa diintegrasikan dengan dunia usaha. Ini membuktikan bahwa untuk memajukan dunia peternakan tidak cukup hanya dengan mengandalkan bantuan Pemerintah. Sebab bantuan Pemerintah terbatas,” terangnya.

Sementara itu, CEO PT Atra Begawan Nusantara, Arrie Triyono mengaku memiliki komitmen besar dalam menjadikan NTB lumbung daging nusantara. Sekaligus memajukan sektor peternakan di NTB.

“Atra siap menjadi bapak asuh warga NTB khsusnya sektor peternakan. Saya mengajak masyarakat NTB untuk sama-sama tumbuhkan semangat agar NTB bisa menjadi lumbung daging Nusantara,” pungkasnya. (cr-rat)

Komentar Anda