Investasi Kabupaten Lombok Utara Kedua Terbesar di NTB

Pariwisata Masih Menjadi Andalan

Investasi Kabupaten Lombok Utara
ANDALAN : Objek pariwisata di KLU masih menjadi andalan pemerintah daerah untuk menggait pengusaha untuk berinvestasi. (HERY MAHARDIKA/RADAR LOMBOK )

TANJUNG – Realisasi investasi Kabupaten Lombok Utara (KLU) menjadi urutan kedua terbesar dibandingkan kabupaten/kota Provinsi NTB.

Realisasi ini berdasarkan data yang dikeluarkan pemerintah Provinsi NTB tahun 2016 untuk 10 kabupaten/kota. Realisasi investasi KLU sebesar Rp 813 miliar lebih yang mampu mengalahkan Kota Mataram dan kabupaten induk Lombok Barat.

“Realisasi investasi kita pada tahun 2016 mampu mengalahkan Kota Mataram dan Lombok Barat. KLU berada urutan kedua dengan nilai realisasi investasi Rp 813 miliar lebih, sedangkan urutan pertama Kabupaten Sumbawa Barat sebesar Rp 6,6 triliun,” ungkap Kabid Penanaman Modal pada Disnaker PMPTSP Lombok Utara Ali Zulkarnain kepada Radar Lombok, Selasa (23/1).

Dirincikan, realiasi investasi KLU sebesar Rp 813 miliar lebih terdiri dari investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 436 juta lebih dengan jumlah 10 perusahaan. Baru penanaman modal asing (PMA) baru Rp 813 miliar lebih dengan jumlah 279 perusahaan.

Baca Juga :  Kemendag Bagikan 1500 Paket Sembako Murah

Jika dibandingkan dengan Kota Mataram hanya mampu merealisasikan investasi Rp 495 miliar lebih, kemudian Lombok Barat sebesar Rp 555 miliar lebih. Baru urutan ketiga terbesar Lombok Tengah sebesar Rp 708 miliar lebih. “Kalau realisasi investasi pada tahun 2017 belum keluar dari pemerintah provinsi, kita masih menunggu,” jelasnya.

Ia menyebutkan, untuk realisasi investasi pada tahun 2017 mencapai Rp 864,8 miliar lebih dengan rincian PMDN sebesar Rp 864,2 miliar lebih dan PMA sebesar Rp 627 juta lebih. Sementara dari nilai investasi yang masuk sebesar Rp 1,351 miliar lebih. Dari realisasi ini, yang menjadi andalan tetap pariwisata sebesar Rp 1,309 triliun, perhubungan sebesar Rp 1,5 miliar, perdagangan sebesar Rp 13 miliar lebih, perikanan/kelautan Rp 435 juta, pertambangan energy dan kelistrikan Rp 118 juta lebih, dan jasa lainnya Rp 25 miliar lebih. “Tahun ini juga kita tetap mengandalkan pariwisata. Dan tahun ini lebih besar yaitu Rp 1 triliun lebih,” katanya.

Realisasi investasi yang masuk ke KLU terus mengalami peningkatan. Oleh karenanya, pada tahun ini akan terus menggalakan promosi potensi yang bisa diinvestasikan. Sebab, masih banyak potensi yang belum menjadi investasi seperti energi terbarukan, peternakan, perkebunan, pengelolaan sampah, dan kehutanan serta industri. Langkah-langkah yang dilakukan tahun ini adalah melakukan rencana umum penanaman modal di KLU, kemudian membuat profil investasi untuk bisa dijual melalui pameran.

Dijelaskan, nilai investasi dan realisasi investasi berbeda. Jika pada tahun target nilai investasi sesuai RPJMD sebesar Rp 817 juta, sementara jika dibandingkan realisasi pada tahun lalu cukup besar sudah menyebut miliaran rupiah, bukan jutaan rupiah. Artinya, pihaknya sudah mampu mencapai target yang telah ditetapkan pemerintah daerah tersebut.

Bagi pengusaha yang berinvestasi diberikan tenggat waktu selama tiga tahun dan dilakukan monitoring enam bulan sekali evaluasi pemda. “Pengusaha wajib melaporkan per triwulan, karena izin prinsip ini sementara. Jika sudah mengeluarkan izin prinsip kemudian tidak melaporkan itu akan dicabut. Ini pernah terjadi tahun 2016, pusat yang langsung bertindak,” jelasnya.

Baca Juga :  Bulog Pasok 10 Ton Bawang Putih dari Jatim

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) KLU H Muhammad mengatakan, tahun ini pihaknya tetap menjual pariwisata menjadi investasi. Objek-objek yang dipromosikan tetap tiga gili, kemudian ekowisata Kerujuk, Gumantar, dan objek wisata lainnya. “Kita tetap semua pariwisata di KLU menjadi andalan investasi yang akan kita tawarkan,” katanya.

Pihaknya juga menginginkan para pengusaha yang ingin berinvestasi diharapkan juga membuat objek wisata buatan dengan lokasi-lokasi yang ditawarkan tersebut. Pihaknya juga sudah melakukan penataan di objek-objek tersebut. “Kita harapkan juga para investor membuat objek wisata buatan,” tandasnya. (flo)

Komentar Anda