Insinyur Muda Diterjunkan Dampingi Pembangunan RISHA

Pro Kontra RISHA Masih Terjadi

Insinyur Muda Diterjunkan Dampingi Pembangunan RISHA
BERSIHKAN: Muztahid, salah seorang warga korban gempa di Dusun Santong Tengah Desa Santong Kecamatan Kayangan KLU membersihkan puing-puing rumahnya yang rusak berat akibat gempa. (ZULKIFLI/RADAR LOMBOK)

TANJUNG – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menerjunkan 400 insinyur muda ke lokasi terdampak gempa di NTB. Salah satu daerah yang akan dituju yakni Kabupaten Lombok Utara (KLU). Mereka nantinya akan disebar ke sejumlah desa untuk mendampingi pembangunan rumah tahan gempa. “Insinyur muda itu akan kita berikan tugas berat untuk membangun kembali permukiman warga di Lombok Utara. Mereka mendampingi langsung proses pembangungan kembali rumah warga,” ujar Kepala Dinas LHPKP KLU H. Rusdi kepada Radar Lombok, Sabtu (1/9).

Hanya saja lanjut Rusdi, insinyur muda itu belum diserahterimakan ke Pemerintah KLU. Kepastian berapa jumlah yang dikirim ke KLU belum ada datanya. “Tapi kita minta lebih banyak diarahkan ke Lombok Utara, karena kerusakan parah terjadi di sini,” katanya.

Baca Juga :  Butuh Waktu Lama Pulihkan Senggigi

BACA JUGA: Trauma Rumah Beton, Sebagian Korban Tolak RISHA

Insinyur muda yang sudah dilatih di Jakarta itu akan menerapkan pembangunan rumah tahan gempa. Mereka akan mulai bekerja September hingga enam bulan ke depan. Untuk pembagian tugas pihaknya belum menyusun draf, karena masih menunggu jumlah riil yang dirikim ke KLU. “Yang jelas, pembagian nanti tergantung kebutuhan kelompok,” jelasnya.

Namun informasi dari Kementerian PUPR sendiri, untuk 9 sampai 10 orang insinyur akan bertanggung jawab untuk pendampingan rekonstruksi 100-150 rumah. Selain itu, terdapat juga tenaga fasilitator sebanyak 2.000 orang untuk mempercepat pembangunan.

Tugas utama mereka adalah mendampingi masyarakat untuk membangun rumah tahan gempa secara gotong royong. Untuk tahap pertama, mereka akan melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat, baru mengarah ke pembangunan. “Jika dilakukan secara bersama-sama tidak akan membutuhkan waktu lama,” tandasnya.

Baca Juga :  Jumlah Korban Terus Bertambah, Gempa Susulan Perlu Diwaspadai

Ditambahkan, mengenai bantuan Rp 50 juta untuk rumah rusak berat, Rp 25 juta rusak sedang, dan 10 juta rusak ringan, belum diketahui pasti bagaimana sistem penggunaannya dikarenakan petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) belum keluar. Apakah nanti diharuskan untuk membangun Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) atau rumah kayu sesuai sesuai keinginan masyarakat, belum diketahui pasti. “Ini kan belum jelas mengenai juklak dan juknisnya. Dari pusat juga belum jelas konkret konsep bangunannya apakah RISHA atau sesuai keinginan masyarakat,” ujarnya.

Komentar Anda
1
2