Inflasi NTB Lebih Tinggi dari Nasional

illustrasi

MATARAM – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB mencatat inflasi year on year (y-on-y) gabungan dua kota (Kota Mataram dan Kota Bima) pada April 2023, sebesar 4,41 persen. Angka inflasi ini lebih tinggi dibanding angka inflasi nasional yang tercatat sebesar 4,33 persen.

“Kalau dilihat Kota Mataram dan Kota Bima, di NTB mengalami inflasi. Artinya NTB masuk ke kategori 77 kota yang mengalami inflasi di Indonesia,” ungkap Kepala BPS Provinsi NTB,  Wahyudin, Selasa (2/4).

Untuk Kota Mataram tercatat mengalami inflasi y-on-y sebesar 4,46 persen dan Kota Bima mengalami inflasi y-on-y sebesar 4,27 persen. Inflasi ini ditandai dengan adanya kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,93 pada Bulan April 2022 menjadi 113,74 pada Bulan April 2023.

Adapun kelompok pengeluaran yang memiliki andil dalam mendongkrak inflasi pada April 2023 adalah komoditas makanan dan minuman, seperti beras, bawang merah daging ayam ras dan ayam hidup,serta tembakau terutama kretek filter.

Kemudian yang tertinggi kedua adalah inflasi yang terjadi pada kelompok pengeluaran pribadi dan jasa lainnya. Selanjutnya adalah di sektor transfortasi. Artinya selama menjelang lebaran masyarakat banyak berbonding bondong ke perawatan pribadi dan jasa lainnya ini untuk merayakan hari lebaran.

Baca Juga :  Angka Inflasi NTB Lampaui Nasional

Dikatakan Wahyudin rata-rata terjadi kenaikan pada 11 komoditas penyumbang inflasi terhadap bulan sebelumnya. Kenaikan harga yang ditunjukkan dengan kenaikan indeks pada Kelompok transportasi sebesar 16,61 persen, kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 4,25 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,11 persen.

Kemudian kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,71 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 2,47 persen. Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,46 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,31 persen.

Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,91 persen; Klkelompok pendidikan sebesar 1,41 persen, kelompok kesehatan sebesar 1,27 persen. Sedangkan penurunan indeks terjadi pada kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,95 persen,.

Selanjutnya, inflasi month to month (m-to-m) gabungan dua kota di bulan April 2023 sebesar 0,38 persen. Sedangkan inflasi year to date (y-to-d) di bulan April 2023 sebesar 1,03 persen, lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi year to date (y-to-d) di bulan April 2022 sebesar 2,79 persen,.

Baca Juga :  Terpuruk Corona, 50 Persen Pengusaha Menutup Usaha

Sejalan dengan inflasi yang terjadi di NTB, Nilai Tukar Petani (NTP) di NTB juga mengalami kenaikan. Di mana NTP April 2023 sebesar 111,90 atau naik 1,15 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Kenaikan NTP dikarenakan kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) sebesar 1,35 persen lebih besar dari kenaikan Indeks Harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,20 persen.

“Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib),” tambahnya.

NTP sendiri merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

Adapun sebagian besar NTP bernilai di atas 100 kecuali untuk subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat yaitu sebesar 89,78. NTP sub sektor lainnya masing-masing sebagai berikut. Subsektor Tanaman Pangan sebesar 112,31, Subsektor Hortikultura sebesar 140,06, Subsektor Peternakan sebesar 103,09, dan Subsektor Perikanan sebesar 113,16.  (cr-rat)

Komentar Anda