Indahnya Ramadan di Kota Tarim

Oleh: Muhammad Fathullah Ishak, Mahasiswa Tingkat 2 di Universitas Al-Ahgaff, Tarim, Hadhramaut, Yaman

SHALAT TARAWIH: Tampak ghirah masyarakat di Kota Tarim, Hadhramaut, Yaman, ketika melaksanakan shalat tarawih di salah satu masjid di kota setempat. (muhammad fathullah ishak for radarlombok.co.id)

TARIM merupakan satu daerah terpencil di Hadhramaut, Provinsi terbesar di Yaman. Kota ini lebih terkenal dengan keilmuan dan kerohaniannya dibandingkan kota-kota lainnya di Yaman.

Nama kota Tarim diambil dari nama seorang penguasa yang membangun kota tersebut, yaitu Tarim bin Hadhramaut. Menurut sumber lain dikatakan, bahwa yang membangun Kota Tarim adalah Sa’ad Al-Kamil. Adapun sebutan lain dari Kota Tarim adalah Al-Ghanna, yang artinya sebuah tempat yang sangat subur. Disebut demikian, karena di Kota Tarim banyak terdapat tempat-tempat yang rimbun, banyak pohon-pohon yang tumbuh dan banyak pula sumber airnya.

Selain amat subur, kota ini juga pusat berkumpulnya para aulia Allah SWT, ulama-ulama besar dan para penulis terkemuka. Kota ini juga merupakan pusat berbagai disiplin ilmu Agama. Pernah dituturkan oleh As-Syekh Ali bin Salim: “Sesungguhnya yang berdiri di saf pertama di masjid Jamik Kota Tarim pada saat ibadah salat Jum’at, semuanya adalah ulama yang saleh”.

Salah satu keistimewaan Kota Tarim adalah kota ini selalu dikunjungi orang dengan maksud yang amat penting, misalnya untuk mengambil berkah, berziarah kepada para aulia Allah, menuntut ilmu Agama, seperti saya sendiri yang sekarang sedang mengasah otak di Universitas Al-Ahgaff.

Baca Juga :  Pentingkah Pendidikan Seks untuk Anak Usia Dini?
Muhammad Fathullah Ishak (ist for radarlombok.co.id)

Dalam bulan Ramadan seperti saat ini, banyak keistimewaan yang saya dapatkan di sini. Menjelang memasuki bulan suci Ramadan, warga Tarim kerap mengadakan pengajian untuk tarhib atau menyambut kedatangan tamu agung yaitu Ramadan.

Ketika sudah memasuki bulan Ramadan, maka keadaan di Tarim berubah 180 derajat, di mana siang menjadi malam dan malam menjadi siang. Seperti aktifitas jual beli dan transaksi lainya dilaksanakan pada malam hari sampai menjelang terbit fajar. Pasar dan aneka toko semuanya dibuka di malam hari, hanya sedikit saja yang bisa kita jumpai dari selepas salat Subuh sampai Zuhur, karena waktu ini adalah waktunya orang-orang beristirahat.

Kemudian, salah satu hal yang membedakan Kota Tarim dengan kota Islam lainnya di seantero dunia, adalah dalam pelaksanaan salat Tarawih. Di tempat-temapat lain, biasanya salat Tarawih itu dilaksanakan secara serentak sekitar pukul 19.30 atau 20.00 waktu setempat. Tapi, berbeda halnya dengan kota Tarim, di mana jadwal pelaksanaan salat Tarawih di setiap masjid berbeda-beda, mulai dari setelah salat Isya sampai setengah jam menjelang masuknya Subuh.

Sebagai contoh, Masjid Jamal Al-Lail , Masjid Sahl, dan Masjid Bir, yang konsisten menggelar salat Tarawih pukul 21.00 sampai 22.00 waktu setempat. Masjid Ba ‘Alawi dimulai dari pukul 23.00. Disusul berikutnya oleh masjid Al- Muhdhar pada pukul 00.30. Dan ditutup di Masjid Jamik Tarimyang mulainya pada pukul 01.30 dan berakhir pukul 02.30. Jadi, dalam semalam seseorang bisa melakukan salat Tarawih sampai 100 rakaat, jika mau dan mampu.

Baca Juga :  Dampak Toxic Parents bagi Mental dan Psikologis Anak

Karena itu, kebanyakan masyarakat Tarim mengambil waktu istirahat sebelum masuknya waktu salat Isya, guna menambah gairah serta semangat dalam menjalankan ibadah salat Tarawih berjamaah.

Saya pun sekarang merasakan itu semua, meskipun masih belum sampai 100 rakaat. Awalnya saya merasa sedih karena lockdown yang  masih saja menghalangi kami, meskipun di Tarim khususnya tidak ada kasus Corona dan di Yaman umumnya.

Namun, ketika pengumuman datang membolehkan keluar untuk salat Tarawih di luar asrama, kami pun merasa senang dan bahagia, karena bisa merasakan salat Tarawih di masjid-masjid di Tarim dan bisa merasakan salat Tarawih sebanyak 100 rakaat. Jadi, sepanjang malam Tarim hidup dengan ibadah kepada Allah SWT. Begitulah keindahan Ramadan di Tarim.

Mudah-mudahan kita tetap diberikan kesehatan dan keistikamahan dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan ini. Dan semoga wabah Covid-19 segera diangkat dari muka bumi ini. Semoga! Sekian!

Komentar Anda