MATARAM–Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB, Endang Tri Wahyuningsih mengingatkan Pemerintah Provinsi NTB terkait meningkatnya impor untuk barang kebutuhan konsumsi.
Menurutnya, kalau impor kebutuhan barang konsumsi terus naik, maka akan membahayakan daerah, karena akan selalu bergantung pada pasokan dari luar. “Trendnya setiap bulan impor kebutuhan konsumsi di NTB mengalami peningkatan. Ini perlu diwaspadai,” kata Endang, Kamis (15/12).
Endang menyebut sejumlah kebutuhan konsumsi impor yang trendnya terus meningkat. Seperti buah-buahan, sejumlah makanan, dan juga mutiara yang di impor dari Cina.
Untuk buah-buahan impor asal Cina lanjutnya, perlu di rem (hentikan). Karena potensi untuk produksi buah-buahan dalam daerah sangat besar, dengan kesuburan lahan tanah yang dimiliki NTB.
Bahkan pada bulan November, nilai impor NTB untuk kebutuhan konsumsi mencapai US$ 0,04 juta, atau meningkat sebesar 171,08 persen dibandingkan dengan impor kebutuhan konsumsi NTB pada bulan Oktober 2016. Kendati impor kebutuhan konsumsi masih sedikit, namun perlu mendapat atensi dari SKPD teknis terkait, agar mampu disediakan untuk produksi dalam daerah.
Begitu juga dengan adanya barang impor untuk mutiara. Di sejumlah pasar atau penjualan mutiara di NTB, sudah beredar di sejumlah obyek destinasi wisata mutiara plastik yang diimpor dari Cina. Adanya impor mutiara dari Cina tentu akan merusak citra mutiara NTB yang dikenal terbaik tersebut.
Karena itu, Endang berharap pemerintah daerah memberikan perhatian terhadap sejumlah kebutuhan konsumsi yang dipasok melalui impor tersebut, utamanya SKPD teknis terkait.
“Kalau masih bisa diproduksi di dalam daerah, harusnya digenjot untuk memenuhi kebutuhan. Kalau impor kebutuhan konsumsi meningkat, artinya akan membuat NTB tergantung dari negara lain,” ingatnya. (luk)