MATARAM–Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) NTB, M. Nurhaedin mengakui kegagalan di Pekan Olahraga Nasional (PON) Jawa Barat 2016. I amenilai kegagalaan tersebut karena banyak factor.
“Kita akui gagal di PON, bahkan dari target yang direncanakan minimal IMI NTB menyumbang perunggu. Namun itu tidak bisa kita wujudkan dan kami minta maaf kepada masyarakat NTB,’’ ucapnya, Minggu (27/11)
Kegagalan itu disebutnya sebagai bahan motivasi kedepan menghadapi kegiatan-kegiatan lain seperti PON Remaja, Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) 2018 dan PON 2020 mendatang. Meski demikian, ia mengaku harus sportif menerima kegagalan.
Ia pun menyindir Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) NTB yang tidak bisa berbesar hati mengakui kegagalan target yang diraih dengan 15 medali emas. Dengan dalih apapun, pada PON 2016, KONI NTB disebutnya sudah gagal mengantarkan olahraga NTB ke tangga prestasi yang diharapkan.
Alih-alih beralasan, Edo (panggilan akrabnya) mengaku tak ingin memberikan pembenaran terhadap anjloknya prestasi IMI NTB di PON 2016. Baginya kegagalan tersebut adalah media untuk mengevaluasi kinerja pengurus dan tim.
Terpisah, anggota Komisi V DPRD NTB, HMS Kasdiono mengatakan, pihaknya memang menyayangkan sikap KONI NTB yang membanding-badingkan perolehan di PON 2012 dan PON 2016. Saat PON 2012 NTB berada di posisi ke 12, sementara pada PON 2016 peringkat NTB melorot dua digit di posisi ke 14.
“Saya tanya, peringkat ini naik atau turun,” tanyanya.
Seharusnya, ujarnya, KONI NTB tidak perlu banyak alasan dengan kegagalan yang diraih. Apalagi dibandingakan dengan anggaran saat PON 2012 dan PON 2016, jumlahnya jauh lebih fantastis.
“Kita minta KONI NTB meminta maaf kepada masyarakat karena tidak bisa meraih target yang telah diumbar-umbar,’’ tandasnya. (cr-adi)