Sebelumnya, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB juga memberikan pembinaan serta pendampingan kepada perajin kain tenun asal Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur. Bahkan tak tanggung-tanggung Perwakilan BI Provinsi NTB mendatangkan konsultan pendamping dan pelatih khusus untuk meningatkan kualitas produksi kain tenun Pringgasela dari Pulau Jawa.
Selain itu, BI Provinsi NTB juga menggelontorkan bantuan peralatan produksi kain tenun kepada kelompok di Pringgasela. Perajin kain tenun Pringgasela juga diboyong ke Pulau Bali untuk belajar khusus produksi kain tenun dan penggunaan bahan pewarna alami. “BI mendorong ekonomi kreatif tenun untuk terus dikembangkan sebagai budaya turun temurun,” kata Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB, Prijono beberapa waktu lalu.
Bantuan untuk pengembangan usaha tenun tersebut diberikan kepada perajin usaha tenun di Desa Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur. Untuk pengembangan klaster usaha tenun di Desa Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur tersebut sebanyak lima kelompok usaha perajin tenun dijadikan sebagai klaster pengembangan kain tenun di Lombok Timur.
BI Provinsi NTB mendorong ekonomi kreatif tenun di Kabupaten Lombok Timur yang merupakan budaya dilakukan secara turun temurun dan di produksi kebanyakan oleh kaum wanita. Klaster tenun Desa Pringgasela ini diharapkan dapat sebagai percontohan desa lainnya. Dengan keterlibatan lima kelompok di Desa Pringgasela, selain sebagai tempat belajar, juga dapat dijadikan sebagai pendukung pariwisata khususnya di Kabupaten Lombok Timur dan Provinsi NTB.
Prijono menambahkan, tak dapat dipungkiri bahwa peran UMKM memang telah terbukti dapat meningkatkan pendapatan dan kesempatan kerja. Ujung-ujungnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi kemiskinan. Atas dasar itulah, Perwakilan BI NTB sangat peduli terhadap upaya pengembangan UMKM di Provinsi NTB. (luk)
