TANJUNG – Satu unit tower atau menara ambruk dan menimpa bangunan Puskesmas Kayangan. Tower yang ambruk tersebut adalah tower SIKDA (Sistem Informasi Kesehatan Daerah) yang dibangun sekitar tahun 2014 dengan tinggi sekitar 25 meter. Tower itu berfungsi membantu pengiriman data yang ada di Puskesmas Kayangan kepada Dinas Kesehatan. Namun, sejak gempa bumi tahun 2018, tower tersebut sudah tidak beroperasi lagi.
Kapolsek Kayangan, IPTU Dwi Maulana Kurnia Amin, membenarkan kejadian pada Jumat malam (6/12) tersebut. Pihaknya langsung menurunkan anggota ke lapangan untuk mengecek langsung setelah menerima informasi. “Tower tersebut ambruk atau roboh diakibatkan karena adanya curah hujan yang cukup lebat yang disertai dengan angin kencang,” ujarnya, Sabtu (7/12).
Akibat kejadian itu, atap Puskesmas Kayangan rusak dan berdampak pada beberapa ruangan, seperti ruang laboratorium, ruang inap, hingga gudang obat. “Akibat atap yang rusak, air hujan langsung masuk dan menggenangi beberapa ruangan,” bebernya.
Sekretaris Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KLU, I Nyoman Juliade, mengatakan bahwa selain tower jatuh, juga terjadi tanah longsor ringan di Desa Tegal Maja, Kecamatan Tanjung. “Longsor terjadi di dua dusun, yaitu Dusun Sempak dan Dusun Panasan Daya, Desa Tegal Maja,” bebernya.
Akibat longsor tersebut, talud rumah warga tergerus. Beruntung, tidak ada korban jiwa. Namun, kata Juliade, longsor membutuhkan penanganan segera untuk mencegah dampak yang lebih parah. “Kebutuhan warga di sana yaitu karung sejumlah 100 pcs dan terpal 3 lembar. Itu segera akan dibagikan agar masyarakat bisa melakukan perbaikan. Jika tidak cepat tertangani, maka longsoran bisa makin meluas, terutama jika hujan lebat kembali terjadi,” jelasnya.
Juliade mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. Sebab, hujan lebat dan angin kencang, kata dia, masih akan terjadi hingga beberapa bulan ke depan. “Menurut perkiraan BMKG, hingga Maret tahun 2025 akan ada hujan lebat dan angin kencang. Jadi, masyarakat harus tetap waspada,” pesannya. (der)