Hujan Deras, Banjir Landa Sejumlah Titik di Lotim

BANJIR: Hujan lebat sejak Selasa malam lalu, membuat air meluap dan membanjiri pemukiman warga Dusa Sukadamai. Tampak sejumlah personil TNI dan Polisi, serta Tagana membantu masyarakat melintasi jalan yang tergenang banjir.( IRWAN/RADAR LOMBOK)

SELONG—Hujan lebat yang mengguyur sejumlah daerah sepanjang Selasa malam lalu (31/1), membuat sejumlah daerah di Lombok Timur (Lotim) tergenang banjir. Seperti yang terjadi di Desa Sukadamai, Kecamatan Jerowaru.

Pantauan Radar Lombok di lokasi, banjir terlihat meluas bahkan hingga ke pemukiman warga yang ada diDusun Lingkok Waru, dan sejumlah fasilitas umum seperti sekolah dan Polindes juga ikut terendam. Tak hanya itu, genangan juga terjadi di sepanjang jalan, sehingga menyebabkan jalan umum rusak akibat derasnya air yang meluap.

Banjir terlihat menerjang Desa Sukadamai sejak Selasa malam sekitar pukul 19.30 Wita. Sehingga menyebabkan aktivitas warga dan pelayanan di desa tergaggu. “Banjir kali ini merupakan banjir kedua yang terjadi di Desa Sukadamai, dan ini merupakan banjir yang paling besar. Dimana warga yang terkena dampaknya sebanyak 146 jiwa, atau 37 KK," ungkap Kepala Desa Sukadamai, Badrin Angger, Rabu kemarin (1/2).

[postingan number=3 tag=”banjir”]

Disampaikan, bencana banjir yang melanda desanya ini merupakan banjir tahunan. Namun hingga kini belum ada upaya pembenahan terhadap penyebab terjadinya banjir yang disebabkan oleh sempitnya irigasi dan tersumbatnya gorong-gorong oleh sampah. Sehingga luapan air masuk ke pemukiman warga. ”Ini juga merupakan banjir kiriman dari desa-desa lain, dan juga berasal dari daerah Lombok Tengah,” jelasnya.

Tak hanya itu, banjir ini juga terjadi akibat tidak sesuainya debit yang datang, dengan yang keluar. Sehingga menyebabkan air banyak yang melimpah ke permukiman warga. Untuk mengantisipasi air yang datang lebih besar, warga juga telah diungsikan ke rumah-rumah tetangga yang berada di ketinggian. “Warga sudah kita ungsikan sementara ke rumah kerabatnya sejak tadi malam. Kita akan suruh kembali pada saat banjir sudah mulai surut,” bebernya.

Baca Juga :  Mengunjungi “Galeri Sampah” Kelurahan Banjar

Sementara Camat Jerowaru, Lalu Ahmad Zulkipli, mengatakan terjadinya banjir ini disebabkan dengan irigasi yang masih sempit di bagian bawah, dan hanya lebar di bagian atasnya saja. Akibatnya, air dengan cepat meluap ke permukaan jalan. “Penyebab utama adalah tidak sesuainya debit air yang datang, dengan debit air yang keluar. Disebabkan masih sempitnya irigasi yang ada,” tuturnya.

Selain air berasal dari saluran irigasi, juga berasal dari sejumlah luapan waduk yang tidak bisa menampung air. Pihaknya juga merasa khawatir dengan keberadaan Embung Tembeng yang posisinya berada di atas pemukiman warga.

“Kalau secara teknis kita sama-sama melihat di embung ini sudah terjadi gesekan pada tanggulnya. Jika memungkinkan, kita akan melakukan evakuasi warga ke tempat yang lebih aman. Tapi kita tunggu dulu dari pihak PU,” ujarnya khawatir.

Waduk Tembeng sendiri memiliki luas sekitar 5 hektar, dengan kedalaman sekitar 5 meter dari permukaan. Sejak puluhan tahun lalu dibangun, Waduk Tembeng ini belum pernah dilakukan perbaikan sama sekali. Sehingga hal ini kian membuat resah warga setempat. “Harapan kita semoga keresahan warga tidak terjadi, sehingga masyarakat merasa tenang,” doanya.

Sedangkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum  (PU) Lombok Timur, Toni Satria Wijaya menegaskan, meluapnya air disebabkan dengan gorong-gorong air yang sangat kecil, dan dan irigasi yang sempit. Selain juga banjir terjadi hampir setiap tahun.

Baca Juga :  Sampah Di Dasan Tapen, Winengan Dikritik

“Kehawatiran warga itu hal yang wajar, karena melihat adanya luapan air yang tidak seperti biasanya. Namun dari pengamatan, luapan air ini merupakan hal yang setiap tahun terjadi. Kedepan akan dilakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, agar kejadian ini tidak terus terulang dari tahun ke tahun,” janjinya.

Disampaikan, kondisi Embung  Tembeng saat ini masih dalam kondisi baik-baik saja, dan tidak rembesan-rembesan yang bisa menyebabkan tanggul jebol. ”Kalau secara teknis masih kelihatan bagus, dan tidak ada yang perlu ditakutkan sama warga. Demikian debit air juga masih biasa,” yakinnya.

Terkait dengan irigasi yang sempit, Kepala Dinas PU Loti mini mengaku belum bisa berbuat pada tahun ini. Namun pihaknya akan berusaha untuk tetap memperbaiki, sehingga kedepan permasalahan banjir di Desa Sukadamai ini bisa diatasi. “Kalau sekarang kita perbaiki, takutnya justeru akan menimbulkan polemik baru. Jadi kita lihat bagaimana perencanaan kedepannya,” ulasnya.

Hal yang menyebabkan banjir, yaitu masih banyaknya masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempat. Sehingga gorong-gorong air yang masih sempit membuat arus air tidak berjalan lancar. Dengan demikian dia berharap kedepan agar semua masyarakat sadar dari dampak membuang sampah sembarangan. “Jadi kita berharap kedepan agar para Muspika dan masyarakat rutin membersihkan sampah agar terhindar dari banjir,” harapnya. (cr-wan)

Komentar Anda