Hotel Mulai Terima Pesanan dari Penonton MotoGP 2022

di Sirkuit Internasional Mandalika Lombok Tengah baru digelar bulan Maret 2022 tapi hotel sudah mulai menawarkan paket menginap bagi penonton dan pengunjung. (Dok/                                             Even balap motor MotoGP)

MATARAM – Event internasional MotoGP di Sirkuit Mandalika Lombok yang bakal digelar pada bulan Februari –Maret 2022 mendatang ternyata mulai membawa berkah bagi industri pariwisata NTB. Meski even MotoGP baru digelar pada Februari – Maret 2022, namun ternyata hotel –hotel yang ada di Lombok sudah mulai di pesan oleh tamu dari berbagai daerah dan Negara di dunia untuk bisa menyaksikan balapan motor MotoGP Februari-Maret 2022 di Sirkuit Internasional Mandalika, Lombok. Pemesan dilakukan oleh para tamu ini sebagai antisipasi tidak dapat kamar, lantaran diperkirakan akan datang ratusan ribu ribu penonton.

“Sementara info dari teman-teman hotel memang ada beberapa yang sudah di booking oleh travel agent untuk gelaran event MotoGP 2022,” kata Ketua Kehormatan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB, I Gusti Lanang Patra, Jumat (26/11).

Dikatakan Lanang, pemesanan hotel hampir semua yang ada di Lombok sudah ada. Terutama pada hotel-hotel berbintang, mengingat gelaran event internasional MotoGP tahun 2022 ini penontonnya kebanyakan dari luar negeri dan yang memang menyukai motor balap.

Baca Juga :  Telan Anggaran Rp 3 Miliar, Penataan Wisata Aik Bukak Amburadul

“Semua hotel sudah ada bookingan, terutama yang berbintang ini,” ucapnya.

Menurut Lanang dari sisi harga hotel, tentunya ada kenaikan pada saat MotoGP. Kenaikannya bisa dua kali lipat dari harga biasanya. Meskipun harga yang ditawarkan tinggi tidak akan mengurangi tamu untuk datang dan menginap di hotel yang ada di Lombok.

“Saya kira tetap ada peminatnya, karena rata-rata penonton ini bukan orang sembarangan, kebanyak menengah ke atas bukan kelas bawah punya. Orang berduit semua,” jelasnya.

Momentum gelaran event internasional yang sudah sejak beberapa tahun dinanti ini menjadi kesempatan yang ditunggu-tunggu oleh industri perhotelan maupun pariwisata sebagai awal pemulihan.

“Iya, tapi tidak lama hanya sesaat itu ketika menjelang event itu gelar. Tidak jauh berbeda dengan WSBK. Hanya beberapa hari, paling lama 1 pekan, karena disamping mereka menonton juga berwisata,” ujarnya.

Lanang mengatakan, industri perhotelan juga belajar dari gelaran MotoGP di Sepang Malaysia. Di mana mereka melihat dari situasi pada saat event itu kebutuhan akan kamar hotel tinggi dibarengi dengan harganya yang tinggi. Karena memang penonton yang datang merupakan orang-orang yang menyukai motor balap.

Baca Juga :  Pj Gubernur Curhat Kewenangan Daerah Banyak Ditarik ke Pusat

“Di Sepang Malaysia itu, begitu ada perhelatan MotoGP, hotel-hotel di sekitar Sepang itu naik. Kita namanya naik 100 persen, kalau mereka 200 persen naiknya dari yang harga Rp 500 ribu naik jadi Rp 1,5 juta,” sebutnya.

Sebelumnya, pemilik Homestay di Lombok Tengah Andur mengatakan, saat ini pemilik homestay sudah mulai berbenah untuk menyambut gelaran MotoGP pada Maret 202. Karena di WSBK saja sudah banyak, apalagi di MotoGP mendatang. Meskipun kemarin hanya 30 persen penonton WSBK yang menginap, tetapi di MotoGP kemungkinan 60 persen belum termasuk pihak penyelenggara.

“Sudah ada bookingan masuk untuk homestay. Insyaallah sudah terisi, kita sudah mulai lagi mengecek kesiapan kamar dan mengontrol kekurangannya,” imbuhnya. (dev)

Komentar Anda