Homoseksual Meningkat, Penderita HIV/AIDS Bertambah

H Soeharmanto
H Soeharmanto .(AZWAR ZAMHURI/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Hari Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) Sedunia jatuh setiap tanggal 1 Desember. Namun gaungnya tidak sampai ke masyarakat. Sementara di sisi lain, jumlah penderita AIDS yang disebabkan Human Immunodeficiency Virus (HIV) terus bertambah di Provinsi NTB.

Kepala Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi NTB, H Soeharmanto mengungkapkan, tahun 2019 ini saja sudah ditemukan ratusan orang penderita HIV/AIDS. “Tahun ini ada 225 kasus baru yang kita temukan,” bebernya kepada Radar Lombok, Minggu (1/12).

Hal yang sangat memprihatinkan, salah satu cara penyebaran HIV/AIDS yang cukup banyak melalui hubungan homoseksual. Bahkan penyebaran HIV/AIDS melalui homoseksual, kini telah berada pada posisi kedua setelah heteroseksual. 

Homoseksual adalah istilah untuk orang yang tertarik secara personal, emosional, atau seksual kepada orang berjenis kelamin sama dengannya. Jika orang tersebut laki-laki dikenal dengan istilah gay, sementara jika perempuan disebut lesbian. 

Selama ini, kata Soeharmanto, heteroseksual atau gonta-ganti pasangan selalu menjadi urutan pertama penderita HIV/AIDS. Kemudian urutan kedua disebabkan jarum suntik. “Sekarang itu homoseksual urutan kedua. Menggeser pola penyebaran melalui jarum suntik,” ungkapnya. 

Soeharmanto memberikan peringatan serius kepada seluruh masyarakat. Anak-anaknya harus dijaga dengan baik agar tidak terjebak hubungan terlarang seperti homoseksual. “Kita harus waspada sekarang. Masyarakat harus antisipasi. Homoseksual meningkat di NTB,” imbuhnya.

Pengaruh gadget dan pergaulan bisa menyebabkan homoseksual. Kondisi saat ini tidak bisa dipandang remeh. Soeharmanto berharap masyarakat menyadari bahaya dari homoseksual. Untuk tahun ini saja, kata Soeharmanto, ditemukan 225 orang yang menderita HIV/AIDS. Angka tersebut patut menjadi atensi semua pihak. “Total jumlah penderita HIV/AIDS sekarang sudah mencapai 2.029 orang di NTB. Itu yang kita ketahui saja, tapi yang belum kita temukan masih banyak,” ujarnya. 

Untuk sebaran di kabupaten/kota, penderita HIV/AIDS tertinggal ada di Kota Mataram sebanyak 626 orang. Selanjutnya di Lombok Timur 346 orang, Lombok Barat 317 orang, Lombok Tengah 235 orang, Lombok Utara 45 orang. Kemudian sisanya di pulau Sumbawa. Di Kota Mataram, sebutnya, penderita HIV/AIDS sudah cukup mengkhawatirkan. Berdasarkan survei terbaru, dari 230 orang sampel, ditemukan 30 persen sudah Infeksi Menular Seksual (IMS). “Dan 17 orang dinyatakan positif HIV. Ini kan tinggi sekali. Kalau ribuan orang yang kita tes, bisa semakin banyak lagi temuan,” ucapnya. 

Salah satu langkah mengantisipasi penyebaran HIV/AIDS, bisa meniru apa yang dilakukan pemerintah Kabupaten Lombok Barat. “Yang mau nikah di Lobar itu, harus tes kesehatan. Sehingga tahu statusnya apakah terkena HIV/AIDS atau tidak. Bayangkan jika orang menikah lalu penyakit tersebut menyebar ke pasangannya. Itu terobosan bagus, sehingga bisa dilakukan antisipasi. Tapi memang dampaknya, ada batal menikah. Tapi ada juga yang lanjutkan menikah,” terang Soeharmanto. 

Untuk kesekian kalinya, Soeharmanto kembali mengimbau masyarakat untuk melakukan tes. Dengan begitu, bisa mengetahui statusnya. Terutama bagi masyarakat yang berpotensi terkena penyakit mematikan tersebut. (zwr)

Komentar Anda