HKTI NTB Batalkan Kontrak Program 10 Juta Ekor Sapi

logo HKTI

SELONG – DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) NTB bersikap tegas dengan membatalkan perjanjian kerja sama jual beli sapi bakalan impor (Fedder Cattle) Australia dengan PT Karya Hoki dan PT Mineral Energi Mulia. Di kalangan peternak, program ini bernama Pogram 10 juta sapi. Setelah pembatalan kerja sama ini, HKTI akan fokus ke KUR (Kredit Usaha Rakyat) sapi lewat program Lotim Berkembang. “ Kita putuskan kontrak dua perusahaan ini,” ungkap Sekretaris DPD HKTI NTB, Iwan Setiawan, kepada Radar Lombok kemarin.

Perjanjian jual beli sapi dengan PT Karya Hoki nomor : 001/PJB.BX/KH-HKTI.NTB/X/2020 dan kontrak HKTI NTB dengan PT Mineral Energi Mulia nomor: 001/PJB.BX/MEM-HKTI.NTB/X/2020 per tanggal 21 Oktober 2020 itu dilakukan berdasarkan rapat Pengurus DPD HKTI NTB tanggal 12 Januari 2022 dan hasil konsultasi Ketua DPD HKTI NTB dengan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) HKTI, Moeldoko. “ Berdasarkan hasil rapat Pengurus DPD HKTI NTB dan hasil konsultasi kami dengan Ketua DPP HKTI, maka kami memutuskan untuk membatalkan perjanjian kami dengan pihak penjual, karena mereka melakukan wan-prestasi” tegas Iwan.

Baca Juga :  BPKP Awasi Proses Rekrutmen CASN di NTB

Kata Iwan, keputusan itu dilakukan pihaknya lantaran pihak penjual (pihak pertama, red) dalam hal ini PT Karya Hoki dan PT Energi Mineral Energi Mulia melakukan wan-prestasi (tidak melakukan hak dan kewajiban para pihak sesuai perjanjian, red), yang tertuang dalam pasal 9, ayat 1 dan 2, di mana tindakan pihak penjual itu mengakibatkan kerugian materil dan imateril kepada pihak DPD HKTI NTB selaku pihak pembeli (pihak kedua, red).” Pihak penjual nyatanya melakukan wan-prestasi, dan mengakibatkan kami selaku Pengurus DPD HKTI NTB mengalami kerugian materil dan imateril. Dari itu kami dengan tegas membatalkan perjanjian kontrak jual beli yang telah diteken oleh para pihak terkait,” tegasnya.

Sebelumnya program HKTI NTB ini disambut gembira oleh para peternak. Jika program ini berjalan mulus, maka ada ribuan peternak yang akan mendapat keuntungan dari program ini. Pemutusan kontrak ini pun mendapat tanggapan beragam dari peternak terutama karena mereka menunggu realisasi program ini.” Jelas kecewa,” ungkap Lalu Samsul Hakim, salah seorang peternak di Dusun Bako Desa Jerowaru Kecamatan Jerowaru.

Baca Juga :  Waspada Aksi Penipuan Catut Nama Pejabat

Di wilayahnya ada dua kelompok ternak yang dijanjikan mendapatkan bantuan sapi. Setiap kelompok terdiri dari 7 sampai 10 orang anggota . Syarat mendapatkan bantuan, kelompok ternak diharuskan mengajukan proposal dan menyiapkan kandang  kolektif. Mereka pun telah mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk membuat kandang. Namun karena bantuan sapi tak kunjung datang maka kandang itu terpaksa diisi sapi pribadi milik warga dan sebagiannya dibiarkan kosong. “  Termasuk kandang milik  saya juga masih kosong sampai sekarang ” imbuhnya.

Ia berharap peternak diberikan program lain sebagai pengganti bantuan sapi yang gagal ini.” Ketika program ini gagal,  ya harus ada kontribusi yang lain diberikan ke kita sebagai pengganti,” ungkapnya.(lie)

Komentar Anda