Sedangkan Kepala Dinas Koperasi dan Usaha, Kecil Menengah (UKM) Provinsi NTB, H. Lalu Saswadi juga mengakui, kalau pelaku UMKM,khususnya pedagang toko, kios dan PKL, tersisih dan kalah bersaing dengan kehadiran ritel modern yang kian menjamur.
Bahkan tak sedikit pedagang kecil ini yang gulung tikar, karena tidak kuat bersaing dengan ritel modern selaku pemodal besar. “Kehadiran ritel modern yang begitu sporadis di perkampungan, menjadi salah satu penyebab UMKM sulit bisa tumbuh,” kata Saswadi.
Semestinya, lanjut Saswadi, pemerintah kabupaten/kota bisa mengatur lokasi outlet ritel modern ini. Semisal setiap kecamatan itu hanya 1 ritel modern, dan di jalan nasional. Tidak seperti sekarang ini, justru hampir berada di setiap desa/kelurahan.
Alhasil, para pedagang kecil, seperti kios, toko dan PKL yang menjual produk yang sama, seperti kebutuhan rumah tangga, diantaranya sabun mandi, sabun cuci dan lainnnya, ‘berguguran’ satu persatu karena sepi pembeli.