Karena kondisi usaha di sektor perdagangan yang kurang bagus tersebut, lanjut Harsono menyebabkan Bank BRI juga lebih bersikap hati-hati untuk menyalurkan kredit di sektor tersebut. “BRI sangat hati – hati untuk menyalurkan kredit ke sektor perdagangan. Dengan banyaknya ritel modern ini, banyak pelaku UMKM sektor perdagangan menurun omzetnya,” terang Harsono.
Dengan kondisi sektor perdagangan yang kurang bagus tersebut, sambung Harsono, Bank BRI kemudian mulai membidik sektor pariwisata dan turunannya. Terlebih lagi, perkembangan pariwisata di NTB kian bagus yang dibuktikan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara.
Untuk pembiayaan di sektor pariwisata, BRI memperbesar alokasi kredit di usaha turunan pariwisata, yakni industri kerajinan, seperti kerajinan anyaman, oleh-oleh khas NTB berupa pangan olahan dan juga UMKM yang begerak di penyedia kuliner seperti lesehan, dan rumah makan, serta restauran.
Sektor pariwisata tersebut tumbuh cukup bagus, sehingga BRI terus menggenjot penyaluran kredit khsusnya KUR kepada UMKM sektor pariwisata. “Kami terus memperbesar kredit di sektor pariwisata dan turunannya,” ujarnya.