SELONG–Nasib tragis dialami Muzakkir Umar, warga Dusun Gubuk Puntik, Desa Suralaga, Kecamatan Suralaga, Lombok Timur (Lotim). Korban ditemukan tidak bernyawa dengan kondisi membusuk di dalam rumahnya Senin (30/9) sekitar pukul 08.00 WITA.
Pria berusia 57 tahun ini tinggal sendirian. Mayatnya pertama kali diketahui warga sekitar yang rumahnya berdekatan. Penemuan mayat berawal dari kecurigaan warga yang mencium bau busuk dari dalam rumah tersebut. “Awalnya diduga sebagai bangkai tikus,” tutur Musyafirin salah seorang warga yang merupakan tetangga korban.
Setelah mencari di sekitar rumah korban dan tidak menemukan apa-apa, Musyafirin kemudian mengikuti sumber bau tersebut hingga ke rumah korban. Ketika tiba di depan rumah korban, bau semakin menyengat.
Musyafirin kemudian memutuskan masuk ke pekarangan melalui pintu gerbang yang tidak terkunci. Semakin mendekati rumah, bau bangkai semakin kuat.
Kemudian ia melihat jendela kamar di bagian depan rumah korban tidak tertutup rapat. Lalu membuka jendela tersebut dan mendapati korban sudah tergeletak dalam posisi terlentang di atas kasur dengan kondisi tubuh membusuk penuh ulat.
Melihat hal tersebut, ia segera berlari keluar dan meminta bantuan dari tetangga lainnya serta melaporkan kejadian itu kepada Kepala Dusun Gubuk Puntik.
Setelah menerima laporan, Kepala Dusun Gubuk Puntik segera menghubungi Polsek Suralaga. Kapolsek Suralaga bersama anggota langsung menuju TKP.
Kasi Humas Polres Lotim Iptu Nicolas Oesman mengungkapkan, korban tinggal sendirian di rumah tersebut karena istrinya jadi TKW di Arab Saudi. Korban memiliki 3 anak perempuan, 2 di antaranya di pondok pesantren di wilayah Lenek, sedangkan 1 anak lainnya tinggal bersama neneknya.
Korban terakhir kali terlihat oleh saudaranya Marjan Umar pada Kamis, 26 September 2024, saat korban datang ke rumah saudaranya untuk makan malam.
Setelah itu, korban tidak lagi berkomunikasi dengan keluarga dan tetangga. Pada Jumat, 27 September 2024, saksi Ahmad Kariadi, sempat datang ke rumah korban untuk mengajaknya Salat Jumat. Namun, setelah mengetuk pintu berkali-kali dan tidak ada respons, Ahmad Kariadi pergi dengan anggapan bahwa korban sudah berangkat lebih dahulu.
“Kemudian, pada Sabtu malam ayah korban juga mendatangi rumah korban. Namun, rumah terlihat gelap tanpa cahaya lampu yang menyala. Karena tidak ada tanggapan, Umar pun pergi dengan anggapan bahwa anaknya tidak berada di rumah,” terangnya.
Berdasarkan hasil olah TKP dan keterangan saksi-saksi, diperkirakan korban telah meninggal dunia sekitar tiga hari sebelum ditemukan. Dari penuturan keluarga dan tetangga, korban dikenal sebagai sosok yang ramah dan tidak memiliki masalah dengan orang lain. Korban juga tidak pernah mengeluh sakit, namun diketahui memiliki kebiasaan pola hidup yang tidak sehat, seperti begadang setiap malam, perokok berat, dan obesitas.
“Keluarga korban telah menerima kematian Muzakki Umar Odah sebagai takdir dan menolak dilakukan autopsi. Mereka juga menyatakan tidak akan menuntut pihak mana pun terkait kematian tersebut. Jenazah korban langsung dimakamkan di Pemakaman Umum Desa Suralaga pada hari yang sama, sekitar pukul 11.00 WITA, setelah proses olah TKP selesai dilakukan oleh pihak kepolisian,” tutupnya. (lie)