Hentikan Pasung Orang Gila

Hentikan Pasung Orang Gila
ACARA : Wagub NTB Dr Sitti Rohmi Djalilah saat mengikuti acara puncak Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2019 di Jalan Udayana Mataram, Minggu (3/11).( ISTIMEWA/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Praktik pasung terhadap orang gila atau sakit jiwa masih terjadi di Provinsi NTB. Padahal tindakan tersebut sudah sejak lama diberantas karena sangat menyiksa penderita gangguan jiwa. 

Wakil Gubernur NTB Dr Sitti Rohmi Djalilah mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama mengakhiri kasus pemasungan yang masih terjadi di NTB. “Mari kita bersemangat untuk bagaimana kedepan praktik pasung kita berantas di NTB ini,” ujarnya saat membuka acara puncak Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2019 yang berlangsung di Jalan Udayana Mataram, Minggu (3/11).

Salah satu langkah konkret yang bisa dilakukan untuk meminimalisir praktik pasung ke depan melalui penyadaran kepada masyarakat. Program revitalisasi posyandu bisa menjadi wadah untuk memberikan edukasi tersebut. Wagub berharap, jumlah masyarakat NTB yang terkena gangguan jiwa semakin menurun setiap tahun. “Semoga jumlah masyarakat NTB yang terkena gangguan jiwa semakin turun. Kita juga akan tingkatkan edukasi terkait masalah kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri,” katanya. 

Dalam kesempatan tersebut, Wagub juga menekankan pentingnya proteksi dan pencegahan dini dalam masalah kesehatan jiwa. Disitulah peran keluarga sangat penting. “Kedepan, keluarga-keluarga di NTB ini adalah keluarga yang harmonis. Anak-anaknya kalau mau curhat jangan sama orang lain, tetapi yang pertama adalah sama ibunya, bapaknya dan orang terdekatnya,” ucap Wagub. 

Salah satu kunci pentingnya, yaitu komunikasi dalam keluarga harus dapat terjalin dengan baik. “Kunci utamanya adalah keluarga yang harmonis, keluarga yang sakinah mawaddah warohmah, keluarga yang tau bagaimana cara membawa anaknya menjadi orang-orang yang berhasil, orang-orang yang bisa menatap masa depannya,” ucap Wagub. 

Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mutiara Sukma, dr Evi Kustini Somawijaya menyampaikan, masalah kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri merupakan hal yang harus mendapat perhatian. Baik itu dari pemerintah maupun masyarakat. 

Pihak RSJ telah melakukan berbagai langkah untuk meminimalisir praktik bunuh diri. Diantaranya sosialisasi kepada masyarakat. “Kita harapkan sinergitas dalam mengatasi kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri dapat terus terjalin. Harus ada kerja sama yang baik antar lintas sektor untuk mengatasi kasus bunuh diri, khususnya di NTB,” ujarnya. (zwr) 

Komentar Anda