SELONG – Setelah melewati beberapa tahapan, mulai dari menjaga perbatasan, rapid tes berbasis pasar, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Timur akhirnya melaksanakan salat Jumat di sejumlah masjid yang diikuti rapid tes berbasis masjid.
Kegiatan ini dilakukan di satu masjid kabupaten, 21 masjid kecamatan dan 254 masjid desa dan kelurahan. Dalam kegiatan pengukuran suhu di masing – masing masjid, anggota TNI dilibatkan sebanyak 6 orang, Polri 6 orang, dari puskesmas melibatkan 24 orang dan BKD 24 orang. Menurut Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Timur H M Juani Taofik, berdasarkan hasil laporan dari hasil rapid tes berbasis masjid sejauh ini belum ditemukan jamaah yang suhu tubuhhnya di atas 38 derajat celcius. ”
Dari hasil laporan yang ada, masyarakat yang reaktif nol, begitu jugan dengan yang non reaktif juga nihil,” jelasnya.
Ia mengatakan, memang ada beberapa masyarakat yang suhu tubuhnya di atas 37 derajat celcius tapi di bawah 38 derajat celcius. Setelah ada screening singkat, tidak sampai dilakukan rapid tes. Namun dari data yang ada, gugus tugas belum bisa menyimpulkan apakah masyarakat Lombok Timur bisa atau tidak melakukan salat Idul Fitri di masjid tapi masih menunggu hasil kajian. “ Mudah –mudahan bisa salat Ied, tapi menunggu kajian lengkap dan musyawarah gugus tugas,”ujarnya. Dengan hasil ini apakah minggu depan juga kita bisa (salat) Jumatan atau tidak, tunggu kajian dan pasti kita infokan,”tandasnya.
Sekda mengingatkan pentingnya menerapkan protokol kesehatan. Apalagi arah kebijakan pemerintah yakni berdamai dengan Covid 19. Tantangan memang berat tapi kita harus mampu survive dalam dunia menuju keseimbangan baru ( neo normal). ”Yang paling penting pembiasaan penerpan protokol kesehatan di mana saja menjadi sebuah keniscayaan, baik itu di rumah, masjid, toko dan tempat – tempat yang lain. Bisa jadi masker lebih penting daripada baju lebaran,” tambahnya. (wan)