Laki-laki ini punya penyakit sebagian tubuhnya “mati”. Meski mengantongi Kartu Indonesia Sehat (KIS), Ma'as tidak mendapat penanganan yang maksimal. Itu yang membuatnya harus berkeliling meminta sumbangan dari donatur, termasuk dengan mendatangi kantor Walikota Mataram.
ZULFAHMI-MATARAM
Kemarin, suasana di Sekretariat Kantor Walikota Mataram sedikit sepi berhubung Walikota H. Ahyar Abduh sedang berada di luar daerah. Saat itu datang Amaq Ma'as. Ia berasal dari Dusun Selebung Desa Selebung Rembiga Kecamatan Janapria Lombok Tengah. Dari cara jalannya saja, Ma’as terlihat tidak normal. Ia mengidap kelainan saraf. Ia menghilangkan gengsinya masuk ke ruang tunggu ruang kerja walikota. “ Saya mau ketemu walikota, mau minta ongkos ke rumah sakit Sanglah Bali,” ungkapnya menyampaikan maksudnya kepada staf protokol.
Sebagian tubuhnya di bagian kanan tidak berfungsi (mati) mulai dari bahu sampai kaki. “ Sebagian badan saya mati,” ungkapnya.
Ma'as menceritakan, ia menderita penyakit ini sejak lima tahun yang lalu. Sampai sekarang penyakitnya tidak kunjung sembuh meski telah mendapat perawatan di RSUD Praya. Setelah di Praya, ia dirujuk ke RSUP NTB.
Meski mengantongi KIS, namun penanganan yang ia terima belum maksimal. Sejak punya penyakit ini, Ma’as tidak pernah bekerja menghidupi keluarga. Ia juga tidak punya biaya untuk mengobati penyakitnya secara total.
Di RSUP NTB, dirinya diminta ke RS Sanglah Denpasar. Sebelum sakit, Ma’as tercatat tidak punya pekerjaan tetap. Istrinya hanya seorang perajin ketak. Ma’as sendiri kelahiran tahun 1972.
Sayang sekali, usahanya menemui walikota tidak membuahkan hasil. Saat ditanya apakah pernah mengadukan masalahnya ke Bupati Lombok Tengah, ia menjawab belum pernah.“Belum pernah ke Bupati, saya hanya diminta ke walikota saja oleh pihak rumah sakit umum,” ungkapnya.(*)