Setelah bertahun-tahun Gunung Rinjani tertunda menyandang status sebagai Unesco Global Geopark (UGG), karena berbagai faktor. Kedatangan dua Asesor dari Unesco (lembaga dibawah PBB, red) ke Lombok, untuk menilai kelayakan Gunung Rinjani sebagai UGG, membuat harapan masyarakat NTB kembali membuncah. Karena kalau berhasil, maka momen ini sekaligus menjadi torehan besar bagi sejarah NTB.
SIGIT SETYO – MATARAM
HARI pertama kunjungan kerja Tim Asesor Unesco (lembaga dibawah PBB), yakni Maurizio Burlando (Italia), dan Soo Jae Lee (Korea Selatan) ke Lombok. Dimanfaatkan keduanya untuk turun, guna menilai secara langsung fakta-fakta di lapangan, apakah memang layak Gunung Rinjani ditingkatkan statusnya masuk dalam jaringan UGG.
Kegiatan sendiri diawali dengan berkunjung ke Sekretariat Geopark Nasional Gunung Rinjani, di Komplek Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) NTB, Jalan Langko Mataram. Dimana ditempat ini, keduanya yang juga didampingi dua observer (peninjau) dari Malaysia, Prof Ibrahim Komoo, dan DR Nurhayati, mendapatkan pemaparan lengkap tentang Gunung Rinjani, beserta pengaruhnya yang cukup besar bagi masyarakat NTB, khususnya di Pulau Lombok, melalui slide proyektor oleh General Manager (GM) Geopark Nasional Gunung Rinjani, Chaerul Machsul.
“Dapat dikatakan, sebagian besar masyarakat yang ada di Pulau Lombok ini bergantung pada sumber mata air dari kawasan Gunung Rinjani untuk memenuhi kehidupannya. Sehingga kalau vegetasi dan lingkungan yang ada di Gunung Rinjani ini rusak, maka rusak pula tatanan kehidupan masyarakat. Tentu saja kerusakan itu juga bakal seiring dengan bencana alam yang siap melanda, seperti longsor, banjir, kesulitan air, kekeringan, dan lainnya,” kata CM, sapaan akrabnya, dalam pemaparan, Rabu kemarin (18/5).
Selain itu, keberadaan Gunung Rinjani yang membentang mulai dari wilayah Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah, hingga Kabupaten Lombok Timur, juga menyumbang ratusan air terjun yang sangat indah, yang kemudian diberdayakan pemerintah melalui masyarakat sekitar sebagai pengelola, untuk menjadi kawasan obyek wisata.
“Dengan naiknya status Geopark Nasional Gunung Rinjani nanti menjadi UGG, selain alam dan lingkungannya bisa terus lestari, sehingga akan terus menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat Lombok. Keberadaan berbagai obyek wisata yang ada di kawasan Gunung Rinjani juga dapat menjadi sumbangan berharga bagi pengembangan sektor kepariwisataan yang kini sedang digencarkan di NTB,” papar CM, yang juga Kepala Bappeda NTB ini.
Usai mendapatkan pemaparan dari GM Geopark Nasional Gunung Rinjani, kedua asesor dan dua observer tersebut melanjutkan perjalanan dengan berkunjung ke Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Haramain, Narmada, Lombok Barat. Kedatangan rombongan penilai dari Unesco ini disambut langsung oleh Pengasuh Ponpes, TGH Hasanain Juaini.
Ditempat ini, kedua Asesor mendapatkan penjelasan tentang upaya-upaya pelestarian alam yang dilakukan oleh ulama yang juga dijuluki “Pendekar Lingkungan” ini, khususnya di kawasan Gunung Rinjani yang masuk dalam wilayah Kabupaten Lombok Barat.
Dengan menggunakan bahasa Inggris yang cukup fasih, TGH Hasanain Juaini, menerangkan kepada Asesor, terkait berbagai kegiatan yang telah, sedang dan akan dilakukan pihaknya dalam pelestarian lingkungan. Mulai dari usaha pembibitan yang melibatkan masyarakat sekitar, termasuk para Santri/Santriwati Ponpes, penanaman di lahan-lahan yang dianggap kritis, hingga mencarikan solusi bagi para pelaku ilegal logging (pencurian kayu), agar mereka tidak kembali melakukan kegiatan-kegiatan penebangan liar yang justeru dapat membawa bencana dikemudian hari.
Usai meninjau areal pembibitan yang ada di Ponpes Nurul Haramain, dan dijamu dengan aneka makanan khas Lombok, rombongan Asesor yang juga didampingi oleh Task Force Geopark Nasional, Yunus Kusuma Brata, Kepala Bappeda NTB, Chaerul Machsul, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB, HL Moh Faozal, Kepala Dinas Kehutanan, Andi Pramaria, dan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi NTB, M Husni, melanjutkan perjalanan menuju ke kawasan Desa Aik Berik, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah, melihat dua air terjun dibawah kaki Gunung Rinjani, Air Terjun Benang Stokel dan Air Terjun Benang Kelambu, yang kini telah berkembang sebagai obyek wisata yang ramai dikunjungi wisatawan.
Di tempat ini, selain disambut masyarakat setempat yang bahkan juga menyertakan pertunjukan kesenian Gendang Beleq dan olahraga tradisional Gangsingan, juga hadir Wakil Bupati Lombok Tengah, Lalu Pathul Bahri, dan Kepala Disbudpar Lombok Tengah, Lalu Putria. Setelah disambut secara adat dengan menginjak telur didepan Pintu Gerbang Geopark Nasional Gunung Rinjani yang ada di tempat itu, kedua Asesor tersebut langsung meninjau Air Terjun Benang Kelambu yang selalu ramai dikunjungi wisatawan ini, meskipun bukan hari libur.
Ketika dilakukan kesempatan tanya jawab dengan Asesor, Wakil Bupati Lombok Tengah selain menyampaikan apresiasi dan ucapan selamat datang, juga berharap besar kepada kedua Asesor untuk meloloskan status Gunung Rinjani masuk dalam jaringan UGG. “Dengan masuknya Gunung Rinjani menjadi UGG, maka hal ini sekaligus dapat mengembangkan kawasan utara Lombok Tengah sebagai daerah tujuan wisata favorit. Kalau di kawasan selatan ada pengembangan wisata Mandalika Resort oleh ITDC, maka di utara Lombok Tengah ada UGG Gunung Rinjani,” harap Phatul Bahri.
Terkait itu, Maurizio Burlando, Asesor dari Italia menanyakan kepada masyarakat. “Apa bedanya kehidupan masyarakat di Desa Aik Berik ini, setelah ditetapkannya status Gunung Rinjani sebagai Geopark Nasional sejak tahun 2013, dengan sebelum menyandang status?” tanyanya.
Dijawab Kadir, tokoh masyarakat setempat yang juga orang pertama kali mengenalkan potensi desanya sebagai daerah tujuan wisata. “Dahulu sebelum Gunung Rinjani menyandang status sebagai Geopark Nasional, tingkat pendidikan warga kami masih rendah, hanya sampai sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah pertama (SMP) saja. Namun seiring ditetapkan Rinjani sebagai Geopark Nasional, wisatawan yang berkunjung ke Aik Berik juga semakin banyak, yang berimbas pada peningkatan ekonomi warga kami. Sehingga tingkat pendidikan masyarakat kami juga ikut meningkat, sekolah menengah atas (SMA), bahkan perguruan tinggi,” paparnya.
“Karena itu, kami berharap ada peningkatan status Geopark Nasional Gunung Rinjani menjadi global (UGG), agar para wisatawan yang berkunjung ke daerah kami juga semakin banyak. Dengan begitu, taraf peningkatan perekonomian kami otomatis juga ikut meningkat. Karena dengan menyandang UGG, maka akan banyak potensi selain pariwisata yang juga bisa ikut dikembangkan,” harap Kadir.
Selesai tanya jawab, rombongan Asesor melanjutkan perjalanan ke Pusuk Sembalun, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur. Mereka tiba di lokasi sekitar pukul 16.15 Wita, disambut para tokoh masyarakat dan tetua adat Sembalun, serta persembahan Tarian Tandang Mendet sebagai ucapan selamat datang.
Berikutnya setelah puas menikmati panorama keindahan lembah Sembalun dari Pusuk Sembalun, serta ramah tamah dengan masyarakat sekitar selama satu jam lebih, rombongan dibawa menuju ke Home Stay Pesona Rinjani, lokasi menginap selama berada di Sembalun, yang juga merupakan pintu pendakian ke Gunung Rinjani tersebut.
“Sekitar pukul 20.00 Wita, masyarakat juga menggelar pertemuan dengan Tim Asesor Unesco, membahas tentang tekad masyarakat NTB, khususnya warga Sembalun dalam mewujudkan Gunung Rinjani Menuju Taman Dunia (Geopark),” jelas Rosyidin, tokoh pemuda Sembalun, sekaligus pelaku usaha wisata. (*)