Hari Buruh Sedunia, Mahasiswa Tuntut UMP Dinaikkan

MATARAM—Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat untuk Pembebasan (ARP) SMI-LMND menggelar unjuk rasa di simpang empat Bank Indonesia (BI) di Mataram. Aksi ini dalam rangka memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day, yang jatuh pada tanggal 1 Mei. Banyak tuntutan yang disuarakan massa aksi, salah satunya adalah menuntut kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB untuk menaikkan Upah Minimum Provinsi (UMP).

“Kami menuntut besaran UMP di NTB dinaikkan,’’ ujar Labib, selaku Koordinator Lapangan (Korlap) aksi ini saat menyuarakan tuntutannya lewat pengeras suara, kemarin (1/5).

Dikatakan, kaum buruh di NTB belum mengalami kesejahteraan. Karena besaran UMP saat ini yang sebesar Rp 1,5 juta, belum mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini didasarkan kepada mahalnya harga kebutuhan pokok. Ditambah lagi dengan Tarif Dasar Listrik (TDL) dan biaya penindidikan  yang makin meningkat tiap tahunnya. “Dengan keadaan ini, jelas UMP sebesar Rp 1,5 juta ini tidak mampu untuk menanggung kebutuhan kaum buruh,’’ katanya.

Baca Juga :  BI NTB Latih Petani Membuat Olahan Cabai

Massa juga menyoroti adanya kegagalan akibat sistem kapitalisme yang dilakukan oleh kaum borjuis. Dimana hal ini tidak bisa menciptakan keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat. Dengan sistem ini, bukan kesejahteraan yang didapatkan oleh rakyat, melainkan kesengsaraan. “Keadaan ini dibuktikan dengan serangkaian krisis yang melanda dunia, mulai dari krisis finansial, krisis energi, krisis pangan hingga krisis politik,’’ ungkapnya.

Massa juga mengkritik kebijakan pemerintah pusat yang mengeluarkan kebijakan politik upah murah, sistem kerja kontrak (outshourching) dan juga dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) No 78 tahun 2015 tentang pengupahan yang dianggap semakin memperparah para pekerja, dan semakin jauh dari kesejahteraan. “Kami menuntut semua kebijakan tersebut untuk dicabut, demi kesejahteraan para pekerja,’’ imbuhnya.

Baca Juga :  Pegawai Diimbau Pakai Baju Koko

Tidak hanya menyampaikan kritiknya. Massa juga menyuarakan pendapatnya untuk memberikan jalan keluar bagi pemerintah terhadap permasalahan yang dialami para pekerja ini. Antara lain, meminta kepada pemerintah untuk membangun industrialisasi nasional yang kuat dan mandiri. Melakukan nasionalisasi aset-aset vital milik negara dibawah kontrol rakyat. Kesejahteraan bagi rakyat bisa diwujudkan dengan mewujudkan pendidikan gratis, ilmiah, demokratis dan bervisi kerakyatan. Adapun yang terpenting menurut mereka adalah dengan melaksanakan Trisakti. “Kami rasa itulah jalan keluar yang perlu dilakukan oleh pemerintah untuk membuat rakyat menjadi sejahtera,’’ katanya.

Aksi massa ini mendapat kawalan ketat puluhan personel Sabhara Polresta Mataram. Sehingga jalannya aksi tidak sampai menggangu pengguna jalan disekitar lokasi. Saat orasi selesai dilakukan, massa dengan tertib membubarkan diri dengan tetap mendapat pengawalan dari petugas. (gal)

Komentar Anda