SELONG – Petani rumput laut di wilayah selatan Lombok Timur mengeluhkan harga rumput laut yang anjlok. Kondisi ini membuat para petani kebingungan. Mereka mengeluarkan biaya yang cukup besar sejak awal budidaya hingga rumput laut dipanen. Mereka berharap persoalan ini disikapi oleh pihak terkait sehingga harga rumput laut bisa kembali normal seperti biasa.” Ketika kualitas rumput laut yang kita hasilkan ini bagus maka juga harus dibarengi dengan harga yang bagus juga,” kata Suherman, seorang petani rumput laut di Desa Serewe Kecamatan Jerowaru kemarin.
Sebelum harga BBM naik imbuhnya, rumput laut per kwintal dijual dengan harga Rp 250 ribu. Namun sekarang turun menjadi Rp 200 ribu. Semestinya ketika harga BBM naik harusnya harga jual rumput laut ini juga ikut naik.” Semestinya kalau BBM naik rumput laut juga kita semakin mahal. Tapi ini kan tidak,” herannya.
Hal sama disampaikan oleh Kades Serewe, Hudayana. Ia tak menampik jika harga penjualan rumput laut saat ini turun jika dibandingkan dengan sebelumnya. “ Harganya turun sejak beberapa hari yang lalu. Dan itu juga disampaikan oleh para pengepul,” katanya.
Beberapa waktu lalu harga per kilogram Rp 45 ribu, sekarang turun menjadi Rp 27 ribu untuk rumput laut kering.
Lebih lanjut disampaikan, Serewe telah dicanangkan menjadi kampung rumput laut. Setelah dicanangkan menjadi kampung rumput laut diharapkan akan mampu mendongkrak roda perekonomian masyarakat terutama petani budidaya. Terlebih lagi terangnya, sebagian besar petani di wilayah mengandalkan dan mengantungkan hidup dari hasil budidaya rumput laut.”Setelah diwacanakan menjadi kampung rumput laut kita berharap ekonomi masyarakat akan meningkat. Dan kita juga berharap akan ada perhatian lebih dari pemerintah baik itu dalam bentuk bantuan maupun pelatihan ke para pembudidaya,” tandasnya.(lie)