Harga Melambung, Pencurian Cabai Marak

CEK: Para petani di Desa Menemeng Kecamatan Pringgarata saat mengecek tanaman cabai mereka yang dicuri, Kamis (16/6). (M Haeruddin/Radar Lombok)

PRAYA-Melonjaknya harga cabai di pasaran ternyata tak selamanya menguntungkan petani. Di sisi lain, para petani justeru harus menghadapi soalan lain dengan tinggi harganya cabai ini.

Seperti yang dialami petani cabai Dusun Gundul Desa Menemeng Kecamatan Pringgarata. Mereka harus dihadapkan dengan kerapnya aksi pencurian. Para pencuri ini bahkan cukup lihai dan berpengalaman. Untuk mengelabui pemilik cabai, para pencuri ini memetik dengan acak. ‘’Pencurian ini dilakukan pada malam hari,’’ tutur Sahnan, salah seorang petani cabai asal Dusun Gundul Desa Menemeng.

Kata Sahnan, dia baru mengetahui cabainya dicuri pada pagi harinya ketika hendak memanen buah tanamannya. Setelah ditelusuri, aksi pencurian ini ternyata tak hanya menimpa Sahnan, tetapi beberapa petani lainnya juga mengalami kehilangan. ‘’Kalau cabai milik saya dicuri pada malam kemarin. Begini dah kalau susah buahnya saja dipetik. Padahal biasanya pada saat panen dapat 29 kilo. Tapi kalau kemarin saya cuma dapat 15 kilo. Padahal target kita lebih dari 30 yang akan dipanen karena sudah banyak yang matang, tapi sama cabai yang udah ada juga dicuri,” tegasnya.

Baca Juga :  Kemendag RI Pantau Ketersediaan Cabai di NTB
Baca Juga :  Pemda Atensi Harga Cabai Mahal

Petani lainnya, Muhammad juga mengaku kehilangan buah cabainya pada malam hari ketika hendak dipanen. Aksi pencurian ini terang saja membuat para petani rugi jutaan rupiah mengingat harga cabai cukup tinggi belakangan ini. Untuk menghindari aksi pencurian kembali terulang, ia terpaksa harus menjaga tanaman cabai miliknya di malam hari. “Kemungkinan pencurian cabai ini terjadi karena harganya mahal. Aksi pencurian kita perkirakan sekitar jam 3 pagi atau menjelang subuh, karena tidak ada kalau siang,” timpalnya. (met)

Komentar Anda