Harga Jual Padi Petani Masih Tinggi

PANEN PADI: Sebagian petani di Provinsi NTB kini telah melakukan panen padinya. Tampak petani sedang panen padinya di wilayah Kabupaten Lombok Barat (LUKMAN HAKIM/RADAR LOMBOK)

MATARAM—Kalau di sejumlah daerah di Indonesia harga jual gabah petani anjlok alias murah, justru terjadi sebaliknya di Provinsi NTB. Harga jual gabah petani justru tinggi diatas Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

Hal tersebut diakui Kepala Perusahaan Umum Bulog Divisi Regional (Divre) Provinsi NTB, H. Achmad Am'mun, bahwa harga pembelian gabah kering panen (GKP) di tingkat petani masih cukup mahal diatas harga HPP. “Petani menjual gabahnya masih cukup mahal diatas HPP Rp 3.700/kg untuk GKP," kata Achmad Ma'mun, Rabu kemarin (1/3).

Ma'mun mengakui masih mengalami kendala dan kesulitan dalam program pembelian padi petani. Pasalnya, harga jual petani masih diatas Rp4.000/kg untuk GKP. Hal tersebut tentunya berdampak terhadap serapan pembelian Bulog Divre NTB, sehingga tanggal 28 Februari baru sebanyak 112 ton setara beras.

Masih tingginya harga jual petani di Provinsi NTB, tak terlepas dari adanya sejumlah musibah bencana alam seperti banjir dan cuaca ekstrim lainnya. Sehingga menyebabkan tanaman padi petani banyak yang terjadi gagal panen.

Baca Juga :  725 Hektar Tanaman Padi di Bima Rusak Berat

[postingan number=3 tag=”padi”]

Akibatnya, harga jual petani untuk tanaman padi juga ikut tinggi diatas rata-rata HPP. Berbeda dengan sejumlah daerah lainnya di Indonesia yang justru harga jual gabah petani cenderung anjlok.

“Masih tingginya harga jual petani ini, selain faktor bencana alam beberapa waktu lalu, juga belum mulainya panen raya. Sekitar dua minggu lagi, maka sudah mulai panen raya, dan harga sudah bisa mulai turun lebih stabil," ujar Ma'mun.

Dari jumlah 112 ton setara beras yang sudah berhasil diserap Perum Bulog Divre NTB hingga tertangal 28 Februari, sebagian besar didapatkan di wilayah Kabupaten Lombok Timur yang mencapai 80 ton, dan sisanya sebagian dari Lombok Tengah dan Lombok Barat.

Sementara itu, Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB, Ni Kadek Adi Madri menyebut, bahwa berdasarkan data survei yang dilakukan petugas BPS pada bulan Februari, harga jual gabah petani masih tinggi. “Harga jual padi di tingkat petani masih tergolong cukup tinggi di NTB saat ini," kata Kadek.

Baca Juga :  Wabub dan BMKG Panen Raya Padi di Kotaraja

Kadek mengatakan harga rata-rata padi di tingkat petani paling tinggi Rp 4.139,30/kg untuk GKP, dan harga jual terendah Rp 4.025,00 yang disesuaikan dengan kadar air. Untuk harga jual tertinggi GKP terjadi di Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur, untuk varietas Inpari dengan harga Rp 4.850/kg. Sementara harga terendah terjadi di Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat untuk varietas ciliwung, dengan harga jual padi di tingkat petani Rp3.850/kg untuk GKP.

Harga jual rendah padi, karena kadar air kurang memenuhi standar dengan harga jual tertinggi di tingkat petani untuk varietas Widas terjadi di Sikur, Kabupaten Lombok Timur, dengan harga Rp4.650/kg, dan harga terendah terjadi di Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah untuk varietas Cigelis dengan harga Rp3.800/kg.

"Ini menunjukkan kalau harga padi di tingkat petani itu masih tergolong tinggi. Bahkan harga tanaman padi yang kadar airnya rendah-pun harga jualnya masih diatas HPP untuk Bulog," tutup Kadek. (luk)

Komentar Anda