Harga Jual Ayam Masih Stabil

Ilustrasi Ayam
Ilustrasi

MATARAM Harga Ayam hidup di pertenak masih terbilang aman dan stabil di NTB, meskipun sejumlah daerah di pulau Jawa mengalami harga anjlok mencapi Rp 7000 per kg. sementara di NTB justru harga masih stabil dikisaran Rp 18 ribu per kg di  tingkat peternak.

“Harga masih Rp 18 ribu di peternakan, ini masih normal harganya. Tidak sampai seperti di Jawa yang turun sekali harganya,” kata Admin Produksi PT. MSJ Mataram Arif Joko Susanto, Jumat kemarin (28/6).

Menurutnya, keadaan di NTB normal karena permintaan akan ayam cukup stabil. Bahkan stoknya stabil tidak kelebihan seperti beberapa daerah, sehingga harga ayam hidup di tingkat peternakan saja merosot tajam. Sementara peternak di NTB tidak mengalami hal tersebut.

BACA JUGA: Tenda Disperindag Tak Dimanfaatkan Pedagang

“Karena umur panen masih normal yaitu selama 33 hari, jadi stoknya tidak berlebihan seperti di Pulau Jawa,” katanya.

Lebih lanjut, Arif mengatakan jika stok melimpah dari luar daerah masuk ke NTB tentu membuat stok ayam semakin meningkat. Sehingga akan berdampak terhadap harga jualnya menjadi turun.

“Kalau daging ayam dari Jawa itu masuk ke NTB, tentu harga ayam turun karena stok ya melimpah dari sana,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Lalu Muhammad Yusri mengatakan kondisi harga ayam di peternakan masih normal dan belum ada permasalahan.

“Kalau di Jawa memang lagi anjlok, tetapi kalau di NTB masih normal saja harga ayam yang hidup,” kata Lalu Yusri.

BACA JUGA: Kehadiran Ritel Modern Dongkrak Ekonomi NTB

Dikatakannya, harga ayam biasanya turun karena produksinya turun, tetapi biaya untuk produksi lebih tinggi, seperti pakan dan obat-obatannya mengalami kenaikan harga. Hal tersebut berdampak pada harga ayam yang turun dan naik. Namun untuk di NTB, tidak terjadi hal seperti di daerah lainnya.

“Kalau di NTB saya belum dengar ada laporan terkait hal tersebut, karena memang kondisi normal sejauh ini,” katanya.

Dijelaskannya, jika harga ayam di NTB anjlok, maka yang perlu diantisipasi adalah harga pakan tidak ikut naik. Karena selama kendala para peternak sendiri berpusat pada harga pakan. Mengingat pada tahun lalu harga ayam cukup tinggi, karena mahalnya harga pakan.

“Kita masih berharap, harga pakan jangan ikut naik,” ucapnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi NTB Hj Budi Septiani mengatakan harga ayam hidp masih sama seperti sebelumnya yakni Rp 18 ribu per kg. Tentunya ini tidak menunjukkan, jika harga ayam anjlok seperti di beberapa daerah.

“Untuk info terahir tidak ada masalah dengan daging ayam dari hasil pantauan terakhir kami,” katanya. (cr-dev)

Komentar Anda