Harga Gabah Turun, Dinas Pertanian Kota Mataram Protes Bulog

Dinas Pertanian Mataram
PANEN RAYA : Petani Kota Mataram mulai panen. Namun sayang harga gabah anjlok. (Sudir/Radar Lombok)

MATARAM – Musim panen awal tahun 2018 di Kota Mataram tidak membuat para petani lega. Harga gabah justru anjok sejak awal Januari.

Harga gabah kering sudah mulai turun dari Rp 500 ribu  menjadi Rp 420 ribu perkwintal. Petani mengeluhkan syarat dari Bulog Divre NTB terkait dengan standar beras yang diambil. “ Sudah musim panen, seharusnya petani bisa diuntungkan. Tapi  Bulog malah menurunkan harga gabah,” kata Kepala Dinas Pertanian Kota Mataram H. Mutawali kepada Radar Lombok kemarin (25/1).

BACA : Pemkot Mataram Tolak Kebijakan Impor Beras, Ini Alasannya

Hasil panen petani belum terserap. Selama ini Bulog setiap tahun selalu menurunkan harga saat musim panen. Ia telah melayangkan surat teguran secara tertulis ke Divre Bulog NTB untuk menyerap gabah petani. ” Kalau sampai tidak terserap,  petani rugi. Karena harga yang dipatok terlalu murah, tidak sebanding dengan modal yang mereka keluarkan selama ini. Kita harapkan petani jangan sampai dirugikan,” ucapnya.

Beberapa upaya dilakukan petani selama ini menjual gabah ke tengkulak dengan harga yang lebih murah lagi. Pada musim panen raya kata Mutawali, sebanyak 200 ton gabah yang dihasilkan petani Kota Mataram. Kalau semuanya terserap Bulog, petani tidak menjual secara oplosan ke tengkulak.

Sementara harga beras di pasaran terus naik, tidak sebanding dengan harga gabah kering yang anjlok. Padahal pemerintah telah mengeluarkan regulasi yaitu Inpres Nomor 5 Tahun 2015 yang mengatur tentang Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah di tingkat petani sebesar Rp 3.750 per kilogram.

Regulasi tersebut dikeluarkan agar HPP gabah di tingkat petani tidak terlalu rendah yang menyebabkan petani merugi dan malas untuk berproduksi kembali. “Kita harapkan  sesuai dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah,” pungkasnya.

Sementara itu Wakil Ketua DPRD Kota Mataram H. Muhtar menyayangkan  harga gabah di kalangan petani yang mulai turun. Saat musim panen seharusnya menjadi angin segar. “Kalau harga anjok, pasti membuat petani rugi. Seharusnya Bulog menyerap hasil panen mereka,” katanya.(dir)

Komentar Anda