Harga Beras Medium Sudah Melampaui HET

Bulog NTB
PENYIMPANAN: Kondisi stok beras di salah gudang Bulog di Dasan Cermen, Kota Mataram.

Bulog NTB Klaim Stok Beras Masih Banyak

MATARAM – Memasuki awal tahun 2020, cuaca ekstrim seperti ujan lebat diertai angin kencang mulai melanda sejumlah wilayah di Indonesia termask Nusa Tenggara Barat. Akibatnya, tak sedikit daerah basis produksi hasil pertanian, baik tanaman padi dan sayur-sayuran terancam gagal panen. Kondisi tersebut juga mulai berdampak terhadap kenaikan harga bahan pokok, salah satunya beras.

Meski Bulog mengklaim stok beras yang mereka miliki masih banyak, bahkan bisa mencukupi untuk kebutuhan enam bulan ke depan, tapi nyatanya harga beras justru terus mengalami kenaikan. Bahkan masyarakat lebih memilih membeli beras pengusaha swasta daripada beras Bulog, yang dinilai kualitasnya tidak bagus. Beras Bulog kalah saing dengan perusahaan swasta, kualitas beras Bulog dan harga jual juga lebih murah. Bahkan harga beras medium sudah diatas Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp 9.450 per kg, sementara harga beras di pasaran sudah diatas Rp 9.500 per kg.

Kepala Bidang Pengendalian Barang Pokok dan Penting Dinas Perdagangan Provinsi NTB Ni Nyoman Darmilaswati mengakui adanya kenaikan harga beras medium di sejumlah pasar tradisional dikisaran Rp 500 per kg.

“Stok kita masih aman, harga juga stabil. Ada beberapa ada yang naik, tapi tidak terlalu tinggi,” kata Ni Nyoman Darmilaswati, Jumat ( 3/1).

Baca Juga :  Ombudsman Pertanyakan Penyaluran Raskin

Menurut Darmilaswati, bahwa stok bapok masih aman hingga tiga bulan ke depan, seperti beras, gula, minyak goreng dan terigu. Hal tersebut, terlihat dari stok-stok di beberapa pasar masih ada, belum ada kekurangan maupun harga yang tinggi.

Sementara untuk kebutuhan lainnya, seperti daging ayam dan telur masih tetap ada, selama persediaan masih ada di distributor. Mengingat, untuk ayam dan telur tidak dapat disimpan dalam jangka waktu lama, sehingga setiap kali stok mulai menipis di distributor akan dipasok kembali. Meskipun, beberapa diantaranya didatangkan dari luar daerah. Terutama pada ketersediaan telur.

“Kalau telur masih di datangkan dari Bali, karena ketersediaan kita di NTB belum bisa mencukupi,” tuturnya.

Sementara itu, beberapa waktu lalu berdasarkan data dari Kementerian Pertanian (Kementan), harga beras medium rata-rata nasional per Selasa (31/12/2019), sebesar Rp 11.085 per kg. Namun, demikian untuk di NTB sendiri harga beras medium juga sudah melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET).

“Harga beras medium di NTB rata – rata Rp 9.500 per kg, sudah diatas HET. Untuk harga beras premium masih di bawah HET 11 ribu per kg,” klaim Kepala Perum Bulog Divre NTB Supriyanto, kemarin.

Supriyanto memastikan, untuk ketahanan stok beras di NTB masih aman, dimna ketersediaan yang dimiliki Perum Bulog masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan akan beras masyarakat NTB.

Baca Juga :  Jelang Puasa, Bulog Jamin Stok Beras Aman

“Stok beras untuk NTB masih sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan lebih dari enam bulan ke depan,” jelasnya.

Disisi lain, ketersediaan stok beras sendiri tentunya akan terus bertambah, seiring dengan musim panen yang saat ini sudah mulai tanam di NTB. Namun, Supriyanto tak menjelaskan berapa banyak ketersediaan yang dapat memenuhi hingga enam bulan ke depan tersebut.

“Kebutuhan di NTB fluktuatif dalam sebulan berkisar 4-7 ribu ton,” imbuhnya.

Selain itu, Supriyanto membantah adanya kenaikan harga beras di sejumlah pasar tradisional di Mataram. Supriyanto berdalih pihaknya tetap melakukan operasi pasar untuk stabilisasi harga dan harga beras masih tetap tidak ada kenaikan untuk jenis medium.

Menurut Supriyanto, Bulog sesuai penugasan pemerintah untuk kualitas medium sesuai Inpres 5 tahun 2015 dan tetap melaksanakan operasi pasar. Sementara itu, untuk beras pedagang swasta kualitas premium diakui Supriyanto tidak bisa dibandingkan dengan beras milik Bulog.

‘Untuk harga beras medium tidak mengalami kenaikan tetap rata-rata Rp 9.000 per kg, sedangkan HET Rp 9.450 per kg. Artinya masih tetap dibawah HET dan Bulog terus melakukan kegiatan Operasi Pasar KPSH (Ketersediaan Pasokan Stabilisasi Harga) secara masif bersama Satgas Pangan,” pungkasnya. (dev)

Komentar Anda