Haji Suri Meninggal, Sang Istri Tertimbun Lumpur

TERIMA BANTUAN: Nurul Aini Anak dari H. Suri saat menerima bantuan dari Yayasan Peduli Tenaga Kerja Indonesia Sejahtera yang datang memberikan bantuan. (ZULFAHMI/RADAR LOMBOK)

H Suri menjadi korban meninggal dunia banjir bandang yang paling akhir ditemukan. Penemuan mayat H Suri penuh dengan perjuangan setelah tim gabungan melakukan pencarian selama dua hari sejak hari Senin hingga Selasa (6-7/12).

ZULFAHMI–LOMBOK BARAT

MAYAT H Suri ditemukan di aliran sungai di Dusun Batulayar Utara Desa Batulayar Barat Kecamatan Batulayar setelah dicari selama dua hari. Sebelum mayat H Suri ditemukan, terlebih dahulu ternak sapi milik H Suri lebih dahulu ditemukan. Dua ekor sapi H Suri ditemukan di tumpukan material longsor di dekat jembatan.

Dari penuturan putrinya, Nurul Aini, H Suri melihara empat ekor sapi. Satu sapi yaitu anak sapi milik peribadi H Suri, sedangkan tiga ekor sapi milik orang lain yang dipelihara oleh H Suri. “Bapak hanya punya satu yang anaknya itu, yang tiganya milik orang lain yang dipelihara oleh bapak,” tutur  Nurul Aini saat ditemui di rumah keluarganya di Batulayar Utara.

Ia menuturkan, pada saat kejadian dirinya sedang tidak ada di rumah karena sedang mengikuti kegiatan kemahasiswaan. Namun begitu ada kejadian dirinya langsung pulang. Mahasiswa S2 inipun menuturkan bagaimana kondisi ayah dan ibunya pada saat bencana itu terjadi.

Baca Juga :  Kiprah Yunita Susanti Menyulap Kain Tenun jadi Sepatu Etnik

Sebelum bencana, pada Senin pagi itu, bapaknya H Suri seperti biasa memberikan sapi peliharaannya makan. Sedangkan ibunya Hj Selemah berada di dalam rumah dalam suasana hujan. ‘’Bapak tetap memberikan makan sapi peliharaannya. Biasa kalau pagi-pagi bapak kasih makan sapi, ibu di dalam. Tiba-tiba ibu lihat tembok rumah sudah roboh,” tuturnya.

Sedangkan bapak ada di luar, tidak tahu kalau tembok rumah sudah roboh. Di dalam rumah selain ibu, ada juga adiknya dan misannya sedang belajar di dalam rumah. “Terdengar kayak gempa gitu, ada gemuruh, makanya semua yang ada di rumah disuruh keluar. Ternyata di luar ketinggian air sudah lebih tinggi dari atap rumah,” ungkapnya.

Dilihat juga kalau bapak sudah hanyut bersama dengan empat ekor sapinya. Adiknya sempat berusaha untuk mengejar bapaknya, berusaha untuk menyelamatkan, namun tidak bisa dijangkau. Setelah itu adiknya kemudian kembali untuk mencari sang ibu. Di rumah sang ibu sempat hilang beberapa saat karena tidak ada suara. “Namun tiba-tiba ada terdengar suara minta tolong di dalam rumah,” ujarnya.

Adiknya segera mencari sumber suara yang meminta tolong dan ternyata setelah dicari dan ditemukan ternyata ibunya. Saat ditemukan kondisi sang ibu sudah tertimbun lumpur. Seluruh badan hingga kepala tertimbun lumpur. “Hanya bagian muka, dan mulut saja yang tidak tertimbun lumpur, makanya ibu bisa bernafas dan meminta tolong,” jelasnya.

Baca Juga :  Mengenal Eri Sahabudin, Pemuda Desa Tempuh S2 University Of Tsukuba Jepang

Lumayan lama juga ibunya tertimbun lumpur, setelah itu ia dan warga berusaha untuk menolong dan mengangkat ibunya dari timbunan lumpur. “Tinggal wajahnya ibu saja yang masih ada, di antara timbunan pohon, kakinya lbu luka, mungkin terkena kayu,” ungkapnya.

Saat Radar Lombok  bertemu Nurul, ia menerima bantuan sembako dari Yayasan Peduli Tenaga Kerja Indonesia Sejahtera saat memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak bencana banjir bandang di Kecamatan Batulayar. Bantuan yang disalurkan merupakan inisiatif dan bentuk respons cepat Yayasan Peduli Tenaga Kerja Indonesia Sejahtera dalam upaya meringankan beban masyarakat terdampak banjir yang berada di salah satu titik terparah.

Menurut Sekertaris Yayasan, Muh Sarki mengatakan bahwa Yayasan Peduli Tenaga Kerja Indonesia Sejahtera menyalurkan bantuan berupa mie instan, telur, minyak goreng, beras, roti dan pakaian yang diserahkan langsung oleh pimpinan Yayasan dari Provinsi dan pengurus DPD di Kabupaten Lombok Tengah. (**)

Komentar Anda