MATARAM – Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram Yusuf mengukuhkan 42 Guru Penggerak Angkatan 6 lingkup Pemkot Kota Mataram.
Pihaknya meminta supaya guru penggerak di Kota Mataram tetap berinovasi untuk menjadi garda terdepan dalam proses pembelajaran yang menyenangkan.
“Sebanyak 42 guru penggerak angkatan ke-6 dikukuhkan dan kita minta mereka jangan hanya fokus untuk menjadi kepala sekolah,” kata Yusuf kemarin.
Dijelaskan Yusuf, bahwa guru penggerak harus fokus dengan apa yang menjadi harapan dan tujuan program tersebut. Sebab arahan Kemendikbudristek, Guru Penggerak sangat diperlukan dalam menggerakkan komunitas belajar untuk rekan guru di sekolah dan di wilayahnya. Juga menjadi pengajar praktik bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran di sekolah.
Guru Penggerak juga menjadi pendorong peningkatan kepemimpinan peserta didik di sekolah. Tak ketinggalan, aktif membuka ruang diskusi positif dan ruang kolaborasi antar guru dan pemangku kepentingan di dalam dan luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
“Mereka bahkan diharapkan menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong ekosistem pendidikan di sekolah,” tegasnya.
Menurutnya, seluruh Guru Penggerak jangan hanya fokus pada keinginan menjadi kepala sekolah. Memang dalam regulasi terbaru, Kemendikbudristek mendorong pemerintah daerah (pemda), agar memprioritaskan pengangkatan kepala sekolah, dari kalangan Guru Penggerak. Namun, untuk menjadi kepala sekolah dari Guru Penggerak, pemerintah telah menetapkan sejumlah persyaratan penting.
Selain itu, Disdik Mataram juga mempertimbangkan ketentuan lain, yaitu dilihat dari pengalaman dan rekam jejak guru penggerak.
“Secara administratif memang sudah terpenuhi, tetapi kami juga harus melihat bagaimana kematangan emosionalnya, ini juga menjadi pertimbangan dalam menempatkan mereka,” terangnya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap para Guru Penggerak di Mataram, menjadi penggerak bagi guru-guru yang lain di lingkungan satuan pendidikan masing-masing, terutama dalam hal menyukseskan implementasi Kurikulum Merdeka, dimana tahun ajaran 2023/2024 sudah lebih masif diterapkan.
“Guru Penggerak harus fokus pada tujuan utama, mampu menjalankan strategi sebagai pemimpin pembelajaran yang mengupayakan terwujudnya sekolah, sebagai pusat pengembangan karakter dengan budaya positif,” tandasnya. (adi)