Guru Honor Tuntut Diangkat Jadi PPPK Penuh Waktu

HEARING: Sejumlah guru honor hearing ke Kantor Dikbudpora NTB Cabang Tanjung, Kamis (16/1). (DERY HARJAN/RADAR LOMBOK )

TANJUNG – Puluhan guru honor dari sejumlah SMA dan SMK di Kabupaten Lombok Utara (KLU) mendatangi Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbudpora) NTB Cabang Tanjung, Kamis (16/1).

Mereka menuntut diangkat menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) penuh waktu. Sebab mereka mengabdi menjadi guru rata-rata sudah belasan tahun di daerah ini.

Namun beberapa kali mengikuti seleksi PPPK tidak pernah lolos akibat tidak memperoleh formasi dalam proses perankingan. Formasi yang dibuka itu sangat minim. Misalnya pada seleksi PPPK tahun 2024 untuk guru formasinya hanya 130. Formasi itu direbut guru se-NTB. Maka wajar peluang lolosnya kecil karena berebut dengan banyak orang.

“Terus terang kami sudah bosan mengikuti tes. Makanya saat ini kami menuntut agar kami yang sudah lama mengabdi bisa diangkat PPPK penuh waktu. Saya ini sudah mengabdi selama 15 tahun. Kita harap ada keadilan dari pemerintah,” ungkap salah satu guru, Agus Pratomi.
Kepala Dikbudpora NTB Cabang Tanjung, Syaiful Akhyar, mengaku telah menerima keluhan dan tuntutan dari para guru. Menurutnya sangat wajar para guru ini protes. Sebab mereka memang sudah lama mengabdi hanya saja tak kunjung diangkat menjadi PPPK.

Baca Juga :  Empat Parpol Antar JODA Mendaftar

“Jika hanya jadi PPPK paruh waktu, maka kapan lagi mereka akan jadi PPPK penuh waktu sementara usia sudah tua dan mendekati masa pensiun. Padahal sudah mengabdi lama. Itu jadi keluhan mereka dan kami memaklumi itu,” ujarnya.
Terhadap keluhan para guru ini, pihaknya bakal melaporkan itu ke Dikbudpora Provinsi NTB agar diteruskan ke pemerintah pusat. Sebab pihaknya, tidak punya kewenangan membuat kebijakan pengangkatan PPPK.

Baca Juga :  Tak Perlu Dibatalkan, Mendagri Setujui Pelantikan 103 Pejabat

“Hanya bisa melaporkan saja. Terkait hasilnya seperti apa nanti akan kami sampaikan ke para guru. Kami tidak bisa janji apa-apa untuk saat ini,” ujarnya.
Syaiful juga berharap ada solusi bagi para guru ini nantinya. Sebab jika berbicara kebutuhan, memang keberadaan mereka sangat dibutuhkan. SMA/SMK di KLU ini jelasnya masih kekurangan guru. “Kekurangan kita ada sekitar 100-120 orang. Selama ini para guru honor inilah yang mengisi kekurangan tersebut,” jelasnya. (der)