MATARAM — Gubernur NTB, Dr Zulkieflimansyah mengatakan di era serba digital saat ini, berbagai aspek kehidupan terus berubah, seiring dengan kemajuan zaman. Begitu juga bagi tenaga pendidik atau guru, dituntut mampu mengikuti perkembangan zaman dengan cara menguasai teknologi atau dunia digital.
“Mengikuti perkembangan zaman saat ini, mau tidak mau tenaga pendidik harus menguasai dunia digital untuk kemaslahatan masa depan generasi penerus,” kata Bang Zul, sapaan akrab Gubernur NTB, saat menghadiri kegiatan Gebyar Guru Jago Digital di Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi NTB, Selasa (12/9).
Pasalnya, sistem belajar mengajar kini mulai memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Namun faktanya, masih banyak guru yang gagap teknologi (Gaptek). Dimana mereka masih kesulitan dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Disampaikan Bang Zul, BPSDM NTB memiliki peran penting dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), menjadi wadah pindidikan dan pelatihan dalam peningkatan mutu ASN, khususnya tenaga guru yang bisa mencakup semua jenjang pendidikan.
Untuk itu, kemajuan dunia digital saat ini harus dilihat sebagai suatu keberkahan. Sehingga hal ini dapat digunakan menjadi pendorong untuk berprestasi dan menghadirkan banyak manfaat yang luas.
“Semoga melalui acara Gebyar Guru Jago Digital ini nantinya mampu meberikan pelatihan yang mencerdaskan, dan mampu melahirkan para ahli-ahli IT yang akan memberikan dampak baik untuk kemaslahatan NTB, bahkan bangsa kita melalui kemajuan dunia digital saat ini,” pesan Bang Zul.
Sementara Kepala BPSDMD Provinsi NTB, Dr H. Ashari menambahkan di era zaman yang serba canggih ini, seluruh tenaga guru di NTB masih sangat membutuhkan kompetensi tentang digitalisasi. Karena tenaga guru inilah yang terdepan mentransportasi berbagai macam ilmu kepada para pelajar.
Untuk tahap pertama, kegiatan Gebyar Guru Jago Digital diikuti sekitar 250 orang. Tahun selanjutnya diharapkan 17.500 orang guru SMA/SMK, bahkan SD dan SMP bisa ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
“Sehingga ke depan kita di NTB ini semua melek digital. Apa yang menjadi cita-cita kita bersama untuk NTB yang lebih maju itu dengan pemahaman digital yang sama-sama bagus, semua bisa tercapai,” harap Ashari.
Selain itu, dengan para guru ini diberikan pemahaman tentang digitalisasi. Sekaligus sebagai upaya pemerintah untuk mengantisipasi terjerumusnya para tenaga pendidik ini ke dalam investasi bodong dan sejenisnya. Pasalnya, dari 80 ribu korban FEC yang kini sedang merebak di NTB, paling banyak adalah guru.
Ashari berharap lewat Gebyar Guru Jago Digital ini, para guru bisa mentransormasi apa yang menjadi kekurangan masyarakat. Misalnya masyarakat lebih memahami apa itu judi online, investasi bodong dan lainnya.
“Karena (perkembangan) media sosial ini sangat cepat. Semua bisa dirambah anak kecil, dewasa, orang tua, bahkan siapapun. Kalau kita tidak memahami digitalisasi, maka kita akan tertipu dengan semua informasi yang ada di Medsos,” tambahnya.
Tidak hanya para guru di kota-kota besar saja, pihaknya berharap agar digitalisasi juga menyasar sampai ke desa-desa. Menurutnya fasilitas yang tidak lengkap bukan jadi alasan. Karena anggaran untuk fasilitas digitalisasi ini sudah ada di setiap desa.
“Makanya operator desa-desa itu mahir-mahir. Apalagi sekarang semua desa sudah tidak ada blankspot. Artinya, semua informasi sudah bisa di akses lewat media atau digital. Kecuali mungkin di pegunungan,” pungkasnya. (rat)