Gunung Fuji Tanpa Salju Visualnya Mirip Gunung Rinjani

BLEND FOTO: Gambar atas adalah Gunung Fuji tanpa salju (Guardian). Gambar bawah Gunung Rinjani (Shutterstock).

MATARAM–Gunung Fuji di Jepang dan Gunung Rinjani di Indonesia kini tampak memiliki kemiripan visual yang mencolok. Puncak Gunung Fuji, yang biasanya diselimuti salju, tetap gundul hingga awal November 2024, menciptakan pemandangan yang lebih mirip dengan puncak Gunung Rinjani yang jarang, atau bahkan tidak pernah, tertutup salju.

Lokasi dan Pemandangan
Gunung Fuji, terletak di Pulau Honshu, Jepang, adalah gunung tertinggi di negara itu dengan ketinggian 3.776 meter. Terkenal dengan bentuknya yang hampir simetris sempurna, Gunung Fuji biasanya menjadi tempat favorit bagi para wisatawan dan pendaki, terutama ketika diselimuti salju yang memberikan pemandangan yang indah.

Sebaliknya, Gunung Rinjani berada di Pulau Lombok, Indonesia, dengan ketinggian 3.726 meter. Meskipun sedikit lebih rendah, Gunung Rinjani memiliki daya tarik sendiri dengan kawah besar dan Danau Segara Anak yang berada di puncaknya. Pemandangan di Rinjani didominasi oleh hutan tropis dan vegetasi yang lebat, membuatnya unik dan mempesona.

Kemiripan Visual
Saat ini, dengan Gunung Fuji yang tidak bersalju, kedua gunung ini tampak mirip dalam hal:
Puncak yang gundul: Keduanya menunjukkan permukaan batu dan tanah yang jelas tanpa lapisan salju.
Warna dan tekstur: Warna batu vulkanik dan tekstur tanah di puncak mereka semakin memperkuat kemiripan visual.

Penyebab Tidak Bersaljunya Gunung Fuji
Fenomena Gunung Fuji yang tidak bersalju hingga awal November 2024 ini disebabkan oleh suhu yang lebih hangat dari biasanya selama musim panas 2024. Suhu rata-rata di Jepang pada musim panas 2024 meningkat sebesar 1,76 derajat Celsius dari rata-rata. Pada bulan Oktober, beberapa kota di Jepang mencatat suhu mencapai 35 derajat Celsius. Suhu hangat ini berlanjut hingga awal November, menghalangi udara dingin yang biasanya membawa hujan salju.

Yutaka Katsuta, seorang ahli prakiraan cuaca di Kantor Meteorologi Lokal Kofu, mengatakan bahwa suhu tinggi ini berlanjut hingga awal November, menghalangi udara dingin yang biasanya membawa hujan salju. Hal ini juga merupakan indikasi dari perubahan iklim global yang semakin nyata dan mendesak untuk ditangani. (RL)