Gunung Agung Meletus, Pengungsi Asal Bali Mulai Berdatangan

Gunung Agung Meletus, Pengungsi Asal Bali Mulai Berdatangan
SAMBUT PENGUNGSI : Para pengungsi dari Bali sudah mulai tiba di NTB. Pemprov sudah menyiapkan lokasi penampungan dan mendirikan posko di pelabuhan Lembar. (Dinas Sosial For Radar Lombok)

MATARAM – Gelombang pengungsian akibat meletusnya Gunung Agung di Karang Asem Bali mulai berdatangan ke  NTB.

Data yang dihimpun dari Dinas Sosial Provinsi NTB mencatat saat ini sudah ada 4 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah 14 jiwa sudah tiba di Provinsi NTB melalui pelabuhan Lembar. 14 pengungsi datang ke Lombok untuk mencari keluarga mereka.Tujuan mereka  ada yang ke Lombok Barat. Lombok Tengah, Sumbawa dan Ampenan Kota Mataram.” Baru 4 KK dengan 14 jiwa pengungsi yang sudah didata pada hari Selasa ini,” kata Kepala Dinas Sosial Provinsi NTB  Aksanul Khalik kepada Radar Lombok kemarin (29/11).

Baca Juga :  Sedang Asyik Bermain, Siswa SMP Ini Tewas Kesetrum

Ia menjelaskan, untuk penanganan para pengungsi pihaknya, sudah berkordinasi dengan pihak terkiat mulai dari kepolisian, ASDP dan dinas perhubungan serta dinas sosial untuk mendata setiap pengungsi yang datang ke NTB.

Pendataan dilakukan terutama berkaitan dengan tujuan mereka, agar  kebutuhan anak-anak mereka terutama pendidikan difasilitasi. Jadi selama mengungsi, mereka tetap bisa sekolah.” Mereka harus tetap sekolah dan pemerintah akan memfasilitasi mereka,” ujarnya.

Khalik menjelaskan Pemprov NTB sudah menyiapkan skenario jika jumlah pengungsi bertambah. Salah satunya Dinas Perhubungan menyediakan  30 armada bus untuk mengangkut para pengungsi ini. Begitu juga lokasi-lokasi pengungsian juga sudah disiapkan diantaranya  GOR 17 Desember, gudang  ASDP dan gudang milik Pelindo  serta beberapa tempat balai sosial.” Prinsipnya Pemprov NTB siap memberikan dukungan kemanusiaan kepada para pengungsi dari Bali,” ujarnya.

Untuk kebutuhan sandang pangan dan papan,gubernur sudah memerintahkan SKPD terkait menyiapkan dan memenuhi kebutuhan para pengungsi.” Sudah ada perintah dari  gubernur  untuk menyiapkan kebutuhan para pengungsi yang datang,” tutup Khalik.

Baca Juga :  Sopir Ngantuk, Mobil Carry Terguling ke Sawah

Terpisah Kapolda NTB Brigjen Pol Firli di sela-sela melakukan pengecekan di pelabuhan Lembar mengatakan, dari data pihak ASDP  jumlah pengungsi dari Bali ke NTB melalui pelabuhan Lembar baru8 orang. ” Sampai hari ini (kemarin) yang mengaku baru 8 orang. Tapi tanggal 26 itu ada orang yang pulang ke Lombok tapi tidak mengaku sebagai pengungsi. Karena banyak warga kita yang memang bekerja di Bali tapi keluarganya di Lombok,” tandasnya.

Terpisah Wakil Gubernur NTB, H Muhammad Amin  mengintruksikan seluruh SKPD terkait untuk tanggap menghadapi dampak erupsi gunung Agung. “Saya perintahkan BPBD, Dikes dan juga Dissos untuk responsif,” ujar Wagub.

Untuk mengatasi hal tersebut, koordinasi harus dikuatkan lagi. Menghadapi bencana alam, tidak bisa hanya mengandalkan satu SKPD saja. “Harus bekerja semua, segera koordinasikan duduk bersama biar jelas langkah masing-masing yang akan diambil,” katanya.

Melalui koordinasi yang intensif, menurut Wagub akan jelas pembagian tugas. Hal itu juga untuk menghindari sikap saling harap dan adanya tabrakan fungsi di lapangan. Mengingat, hal seperti itu kerap terjadi selama ini.

Baca Juga :  Mayat Ditemukan Membusuk di Kawasan TNGR

Ditegaskan, Pemprov NTB sendiri siap menghadapi dampak erupsi gunung Agung. Termasuk membantu warga Bali apabila datang mengungsi ke NTB. “Kita akan siapkan bantuan, makanya penting koordinasi itu,” ujar Wagub.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB, H Muhammad Rum yang dikonfirmasi, mengaku pihaknya telah mengintruksikan BPBD kabupaten/kota yang terkena dampak untuk bergerak. Apalagi abu vulkanik telah memasuki wilayah Lombok.

Disampaikan, posko untuk pengungsi juga telah dibangun di pelabuhan Lembar. Posko tersebut dibangun, karena sejak hari pertama erupsi gunung Agung,  masyarakat Bali mendatangi Lombok melalui pelabuhan Lembar. “Kami bersama BPBD Lobar dan Dinas Sosial telah bangun posko pengungsi. Soalnya info dari ASDP Lembar, sejak hari pertama itu ada 2 ribuan pengungsi yang masuk,” ungkap Rum.

Sejauh ini, lanjutnya, para pengungsi tersebut sama dengan pengungsi sebelumnya yang bersifat mandiri. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya keluarga mereka yang berada di Lombok datang menjemput. “Ada yang dijemput, ada yang langsung sendiri ke rumah keluarganya,” kata Rum.

Baca Juga :  Suami Pulang Minum, Istri Gantung Diri

Meskipun begitu, pihaknya tetap mengantisipasi pengungsi dari Bali yang tidak memiliki keluarga di Lombok. Lokasi yang telah disiapkan untuk pusat pengungsi ada di tiga titik. Telah disepakati akan menggunakan Gelanggang Olahraga (GOR) Turida, Asrama Haji dan Gelanggang Pemuda.

Lebih lanjut disampaikan, saat ini gunung Agung masih berstatus awas. Namun hal yang patut disyukuri, arah  angin tidak lagi ke timur. “Untuk saat ini arah  angin ke barat daya. Semoga saja tidak ke timur. Tapi kan kita tidak tahu kalau arah angin,” ujarnya.

Untuk mengatasi jika abu vulkanik kembali dibawa oleh angin, BPBD telah mendistribusikan masker ke BPBD KLU, Lombok Barat dan Kota Mataram. Masker tersebut untuk menghindari masyarakat dari bahaya abu vulkanik.

Dijelaskan, abu vulkanik tidak bisa dianggap sembarangan. Mengingat bahayanya bisa menyebabkan Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). “Makanya masyarakat hati-hati juga terhadap sumber air, karena hujan ini bawa abu vulkanik. Kalau bisa sumur-sumur ditutup atau dikuras tempat-tempat air,” himbaunya.

Wakil ketua DPRD Provinsi NTB, H Abdul Hadi juga meminta eksekutif untuk lebih tanggap dalam menghadapi dampak erupsi gunung Agung. “Tentu kita harapkan semua bergerak cepat mengatasi hal seperti ini,” kata Hadi. (ami/gal/zwr)

Komentar Anda