Guide Porter dan TO Disarankan Duduk Bersama

Denda Dewi Tresni Budi Astuti (NASRI/RADAR LOMBOK)

TANJUNG – Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Lombok Utara (KLU) menanggapi persoalan guide dan porter yang meminta kenaikan tarif jasa. Mengenai hal itu, Dispar KLU menyarankan agar guide dan porter melakukan pertemuan dengan trekking organizer (TO) selaku pihak yang menggunakan jasa. “Kalau para guide dan porter ingin ada perubahan itu kan masih bisa dibicarakan dengan TO,” ujar Kepala Dispar KLU Dende Dewi Tresni Budi Astuti, Rabu (3/5).

Dewi mengatakan, tarif per hari untuk porter sebesar Rp 200 ribu dan guide Rp 250 ribu sudah berlaku cukup lama. Untuk mengubah tarif ini tentu tidak bisa dilakukan sembarangan. Perlu dilakukan pembahasan dengan berbagai stakeholder terkait. “Jika tidak naik sesuai permintaan, mungkin bisa diambil jalan tengah,” sambungnya.

Ia tak menampik jika kondisi perekonomian saat ini sudah berbeda. Hal ini tentunya yang mendorong para guide dan porter ingin menaikkan tarif jasanya. Namun di sisi lain, Dewi mengapresiasi komitmen para guide dan porter ini terkait persoalan sampah di Gunung Rinjani. “Masalah sampah di gunung ini sampai sekarang masih menjadi problem,” katanya.

Baca Juga :  Belum Ada Bantuan untuk Rumah Rusak Akibat Banjir

Mengatasi persoalan sampah di pegunungan, Dewi menilai itu butuh kesadaran seluruh pihak, baik itu masyarakat lokal maupun pendaki. Pihaknya tidak bisa berkomentar banyak karena kewenangan Gunung Rinjani berada di Balai TNGR.

Lebih lanjut dikatakan, terlepas dari apapun itu, dirinya tetap meminta agar kenaikan tarif ini dibahas dulu bersama TO. Sebab keputusan final itu berada di organisasi tersebut. “Saya pikir akan ada solusi terbaiknya, karena tanpa porter dan guide ini juga tidak akan bisa jalan program,” jelas Dewi.

Menurutnya, porter dan guide ini memiliki peran penting dalam mengawal proses pendakian para wisatawan. Tak hanya itu, mereka juga mampu memberikan kesan baik saat melakukan pendampingan selama pendakian. “Jadi apapun yang menjadi ganjalan atau permasalahan yang ada, mari cari solusi terbaik dengan sama-sama diskusi, duduk bareng sehingga akan dapat hasil yang terbaik untuk kedua belah pihak,” tandasnya.

Baca Juga :  Penumpang Kapal Cepat Bali-Gili Diklaim Turun 40 Persen

Sebelumnya, Ketua Trekking Organizer (TO) Lingkar Rinjani Senaru Munawir mengatakan, tuntutan para guide dan porter tersebut cukup relevan untuk saat ini. Hanya saja jika ingin bersuara mengatasnamakan forum, mereka harus melegalkan dulu forum agar pihaknya bisa membantu.

Dijelaskannya, memang ada perbedaan tarif antara guide dan porter Sembalun, Lombok Tengah dan Senaru. Alasannya karena di Sembalun masih minim guide dan porter. Sedangkan Senaru memiliki lebih banyak guide dan porter.

Munawir mengapresiasi aksi para guide dan porter yang menuntut kenaikan tarif. Hanya saja pada posisi TO, dirinya juga berharap tuntutan tersebut harus disesuaikan. “Kami sangat apresiasi tuntutan kawan-kawan kita. Tapi harus disesuaikan juga, supaya kesannya tidak membias,” pungkasnya. (rie)

Komentar Anda