Gubernur Zul Sebut Ekonomi NTB Baik Baik Saja

Kunker Komisi XI DPR RI
KUNKER : Gubernur NTB H Zulkieflimansyah saat melakukan pertemuan bersama Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti bersama rombongan Anggota Komisi XI DPR RI saat melakukan kunjungan kerja ke NTB, Senin (24/10).

MATARAM – Gubernur  NTB H Zulkieflimansyah menyatakan bahwa perekonomian Provinsi NTB masih dalam kondisi yang baik-baik saja. Hal ini tentunya karena bantuan dan kerja sama dari Bank Indonesia, OJK dan Instansi lainnya.  

“Perekonomian NTB dalam kondisi baik baiki saja,” kata Gubernur Zulkieflimansyah.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti menyampaikan bahwa dari pandangan Bank Indonesia isu ekonomi global masih perlu diwaspadai, namun tetap optimis.

“Kita perlu waspada, namun tetap optimis,” kata Destry Damayanti.

Dijelaskan Destry, terdapat beberapa permasalahan utama yang memicu hadirnya resesi global, diantaranya adalah geopolitical tension, protectionism, yang semakin diperparah dengan heatwave di beberapa kawasan dan berimplikasi kepada risiko resesi di beberapa negara. Artinya, isu global yang sedang kurang kondusif, sedikit banyak pasti akan mempengaruhi ekonomi di Indonesia. Hal ini ditandai dengan masih berlangsungnya konflik Rusia – Ukraina. Kendati demikian, perekonomian domestik masih menunjukkan hal-hal yang sangat positif baik dari sisi konsumsi maupun dari sisi investasi.

Ia menambahkan bahwa angka investasi khususnya di sektor pembangunan pada Triwulan II masih menunjukkan angka yang tinggi, sehingga hal ini memberikan satu sinyal bahwa di Triwulan III ekonomi Indonesia cukup solid dan diperkirakan terus membaik yang juga ditopang dengan peningkatan konsumsi swasta dan investasi nonbangunan, kuatnya ekspor, serta daya beli masyarakat yang masih terjaga di tengah kenaikan inflasi.

Dikatakan bahwa Indonesia masih memiliki potensi dan peluang, dapat dilihat dari transaksi e-commerce dan transaksi mobile banking yang terus mengalami peningkatan. Bank Indonesia akan terus berusaha meningkatkan kualitas pelayanan dari sisi sistem pembayaran, baik melalui QRIS ataupun BI-Fast. Bank Indonesia juga telah melakukan penguatan operasi moneter dengan menaikkan suku bunga di angka 50 bps.

Baca Juga :  BI NTB Kembangkan Digital Pertanian Berbasis Android di Lombok Tengah

“Jadi, kita memang menghadapi masa yang tidak mudah, tapi kita tidak pesimis karena potensi yang dimiliki Indonesia sangat besar. Yang dibutuhkan sekarang adalah sinergi kebijakan-kebijakan Bank Indonesia, kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan kebijakan sektor keuangan dari OJK,” ujar Destry Damayanti.

Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB Heru Saptaji mengatakan pertumbuhan ekonomi NTB masih melanjutkan tren positif di tengah tantangan inflasi per September 2022 yang mencapai 6,84% yang utamanya bersumber dari kelompok Administered Prices & Volatile Foods, seperti bensin, angkutan antarkota, dan beras. Kondisi stabilitas sistem keuangan tetap terjaga solid. Per Agustus 2022, Dana Pihak Ketiga dan penyaluran kredit menunjukkan peningkatan. Secara khusus, kredit UMKM masih cukup tinggi sebesar 13,31%. Selanjutnya kondisi NPL masih terjaga baik, diiringi LAR yang mengalami perbaikan menjadi 10,10%. Adapun sistem pembayaran juga menunjukkan kinerja positif khususnya untuk card-based, uang elektronik, dan QRIS yang terus meningkat.

Sampai September 2022, jumlah pengguna QRIS yang berasal dari NTB berkisar 181rb users, sementara jumlah merchant QRIS berkisar 183rb merchants. Sejalan dengan perkembangan indikator-indikator tersebut, kami optimis pemulihan ekonomi NTB akan terus berlanjut dengan keseluruhan tahun 2022 diprakirakan tumbuh di kisaran 6,5% – 7,3% (yoy).

Dalam mewujudkan visi Bank Indonesia, terdapat beberapa strategi utama dalam pengembangan ekonomi di NTB, yakni (1) Pengembangan Ekonomi Berorientasi  Pengendalian Inflasi a.l. memfasilitasi HLM & rakor TPID, menyelenggarakan Operasi Pasar Murah (OPM) secara intensif bekerjasama dengan pemda dan TPID, mengembangkan klaster ketahanan pangan yang mencakup 9 klaster sumber tekanan inflasi yaitu klaster cabai rawit, bawang merah, bawang putih, telur ayam ras, dan sapi di sejumlah daerah sentra, (2) Pengembangan Ekonomi Berorientasi Ekspor khususnya pada komoditas ekspor non tambang unggulan a.l.: vanili organik, kopi, sarang burung walet, lobster, ikan segar, rumput laut, teh kelor, mutiara, kerajinan ketak, dan kerajinan bambu.

Baca Juga :  Event MotoGP Mandalika Dongkrak Ekonomi Masyarakat Akar Rumput

Bank Indonesia berupaya mendorong pembentukan Dedicated Team “NTB Genjot Ekspor”. Dalam waktu UMKM dekat Bank Indonesia KPw NTB akan melakukan pelepasan ekspor lanjutan untuk komoditas vanili, walet, kopi dan rumput laut. (3) Pengembangan Ekonomi Berbasis Syariah, dimana Bank Indonesia KPw NTB akan mendorong pemberdayaan ekonomi yang berbasis kemandirian ekonomi pesantren di mana tahun ini terdapat 8 pesantren binaan yang bergerak di unit usaha a.l. peternakan, pengolahan produk turunan jahe, dan tambak udang vaname.

“Kami juga memberikan pendampingan dan fasilitasi sertifikasi halal, showcasing produk UMKM, dan pembentukan Hebitren, (4) Pengembangan Ekonomi Berbasis Digital,” katanya.

Bank Indonesia KPw NTB mendorong Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah, antara lain dengan inisiasi penggunaan QRIS untuk pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor di NTB, pembayaran parkir di Kota Mataram, QRIS di pasar tradisional, dan sebagainya. Lebih lanjut, sosialisasi dan edukasi masif juga terus dilakukan, salah satunya melalui kolaborasi lintas institusi mendorong user experience bertransaksi dengan QRIS pada kegiatan OPM. (luk)

Komentar Anda