Gubernur Kumpulkan Tokoh NTB

DIKUMPULKAN : Ratusan tokoh dari semua elemen dikumpulkan Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi, untuk diajak bersama-sama menjaga keutuhan NKRI (AZWAR ZAMHURI/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi mengumpulkan seluruh tokoh agama (Toga), tokoh masyarakat (Toma), tokoh pemuda, pimpinan Ponpes dan pihak-pihak terkait, Senin malam (14/11).

Acara silaturrahim ini sengaja diadakan untuk tetap menjaga kebersamaan antar umat beragama, di tengah suasana kebathinan umat Islam yang tensinya sedang meningkat terkait dugaan penistaan Alquran oleh Gubernur DKI non aktif Basuki Tjahaja Purama atau Ahok. Hadir pula dalam kesempatan tersebut semua perwakilan agama yang ada di NTB dan Forum Koordinasi Pemerintah Daerah (FKPD).

Menurut pria yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) , pernyataan Ahok telah nyata-nyata melukai hati umat Islam. "Saya pernah ingatkan Pak Ahok agar menjaga mulutnya, dia jawab iya terima kasih. Tapi ternyata dia lupa," tutur gubernur di hadapan seluruh yang hadir.

Diceritakan, sebelum pernyataannya yang mengundang kemarahan, TGB sempat menepuk dada Ahok untuk memberikan saran bahwa musuhnya adalah mulutnya sendiri. Oleh karena itu harus dijaga dengan baik, sayangnya nasehat itu hanya dianggap angin lalu.

Ditegaskan, keterlibatan TGB dalam aksi 4 November karena memang merasa dilukai hatinya sebagai umat Islam. "Saya kenal sama Ahok, sering SMS-an dan bercanda. Tapi kalau Alquran dilecehkan, itu masalah yg prinsipil dan tidak boleh dibiarkan," ucapnya.

Baca Juga :  Gubernur Minta Umat Islam Pelajari Kembali Agama

Kemarahan umat Islam tidak akan sebesar ini jika dihina pribadinya. Tapi reaksi berbeda akan muncul jika menyangkut nama Allah SWT, Muhammad SAW dan Alquran. Penghinaan Ahok terhadap Alquran telah melukai semua umat Islam.

Dikumpulkannya seluruh tokoh untuk bersama-sama menjaga umat. Semua harus berupaya mengobati hati yang telah dilukai oleh Ahok. "Mari obati luka itu, semarah-marahnya kita jangan sampai hilang akal sehat. Ini ujian bagi umat Islam," himbaunya.

Kepada umat agama lain, gubernur berharap agar bisa memahami kondisi saat ini. "Siapapun dan pihak manapun tidak boleh melakukan penistaan agama, tidak boleh menyakiti pemeluk agama lain," tegasnya yang langsung disambut  takbir.

Satu hal yang ditekankan gubernur, aksi bela Islam jangan dilebarkan ke penggulingan kekuasaan. Jutaan umat Islam yang ikut unjukrasa murni karena sakit hati dengan Ahok. Apabila niat membela Islam dikotori oleh tujuan negatif, gubernur yakin energi umat Islam akan luntur dengan sendirinya.

Kasus Ahok juga dinilai telah membuat kekacauan di media sosial. Pemeluk antar agama saling menghina, tidak terkecuali masyarakat NTB yang juga ikut melakukan itu. "Masya Allah, pemimpin juga dihina seakan-akan sangat buruk dan dicerca. Ingat, kita harus hormati pemimpin," ujarnya.

Baca Juga :  Gubernur : Peran Santri Sangat Besar

Gubernur juga menyentil pernyataan Aliansi Umat Islam (AUI) NTB, yang akan menolak kedatangan Jokowi ke NTB jika Ahok belum ditangkap sampai tanggal 22 November. "Ada info Presiden akan datang, janganlah kita bilang akan tolak. Bukan seperti itu cara kita. Meskipun hati terluka tapi akhlak harus tetap dijaga. Kita percaya kepolisian akan menyelesaikan masalah ini dengan baik," kata gubernur.

Tidak lupa pula gubernur mengingatkan kepada seluruh masyarakat NTB untuk menjaga keutuhan NKRI. Negara Indonesia didirikan dengan pengorbanan yang luar biasa, sehingga amanah tersebut harus dijaga dan dirawat dengan baik.

Sementara itu, Sekretaris Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi NTB, I Gede Renjana menyampaikan kerihatinannya atas ucapan Ahok yang telah melukai umat Islam. "Kami, bersyukur disini memiliki gubernur muslim tapi sangat mengayomi kami. Kami dirangkul dan diberikan peluang yang sama disini, bangga jadi NTB," ujarnya.

Di tempat yang sama, TGH Subki Assasaky mengajak gubernur untuk membuat pernyataan bersama atas nama masyarakat NTB dan mengirimnya ke Mabes Polri. "Ayo kita tandatangani kesepakatan, pertemuan ini tidak boleh disia-siakan," sarannya. (zwr)

Komentar Anda