MATARAM – Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional ke-26 tahun 2016 yang dilaksanakan di Provinsi NTB resmi ditutup oleh Menteri Agama Lukmanul Hakim Saifuddin di Islamic Center, Sabtu malam (6/8). Provinsi NTB selaku tuan rumah berhasil mencetak sejarah dengan menjadi juara 4 dalam ajang bergengsi tersebut.
Ketua Dewan Hakim Prof Dr H Said Agil Hussein Al Munawar MA mengumumkan seluruh hasil lomba MTQ, juara umum dan peringkat 10 besar. “Juara umum diurutan pertama adalah Banten, juara dua DKI Jakarta, juara tiga Kepulauan Riau, juara empat Provinsi Nusa Tenggara Barat,” ucap Said Agil yang disambut tepuk tangan puluhan ribu masyarakat yang hadir.
Berikutnya diurutan kelima Jawa Tengah (Jateng), kemudian Riau, Sumatra Barat (Sumbar), Aceh, Papua Barat dan Jawa Barat. Juara umum yang diraih Provinsi Banten merupakan yang pertama kalinya dalam sejarah, begitu juga dengan Provinsi NTB yang berhasil memberikan prestasi terbaik menjadi juara empat.
Pada cabang Tilawah Alqur’an, prestasi kafilah NTB sangat membanggakan. Syifa Fadiah Maulida kelahiran kelahiran 2006 berhasil menjadi juara I pada golongan Tartil puteri, Riski Jumiati kelahiran 1996 pada golongan cacat netra puteri juara I, Lili Rahmah kelahiran 2002 dari desa Soro juara II pada golongan anak puteri, Budiman juara III pada golongan Qira’at Saba’ah putera.
Kemudian Muhammad Farhan kelahiran 2004 dari Kelurahan Tanjung juara harapan III golongan anak-anak putera, Alhamudin kelahiran 1995 dari desa Penujak golongan cacat netra putera juara harapan III dan Mas’adatin dari desa Kekait juara harapan III golongan Qira’at Saba’ah puteri.
Selanjutnya pada cabang Hifzh Alqur’an, Lalu Muhammad Khairurraak Alhafizi dari Desa Kerongkong yang sangat diandalkan pada golongan 10 juz putera berhasil juara I. Eka Sopyan juara III golongan 1 juz dan tilawah putera dan Ummu Hanifah juara III golongan 10 juz puteri. “Hafidz terbaik golongan 10 juz putera adalah Lalu Muhammad Khairurraak Alhafizi,” kata Said Agil yang membuat suasana semakin semarak dan gegap gempita.
Untuk cabang Tafsir, prestasi yang diraih kafilah NTB hanya oleh Juznawati kelahiran 1989 Kelurahan Monggonao pada golongan bahasa Indonesia puteri. Bahkan di cabang fahm AlQur’an dan Syarh, Provinsi NTB tidak mendapatkan apa-apa.
Sedangkan pada cabang Khat Alqur’an, satu-satunya perwakilan NTB yang melaju ke final atas nama Ikhtiar pada golongan kontemporer putera. Ikhtiar menjadi juara II dan harus mengakui kehebatan pesaingnya dari DKI Jakarta. Tapi, prestasi terbaik juga diraih oleh Farida Jaeka pada cabang Menulis Makalah Ilmiah Alqur’an (M2IQ). Gadis kelahiran 1994 asal desa Tanak Beak ini berhasil keluar sebagai juara I.
Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi bangga dengan prestasi NTB yang berhasil menjadi juara 4. Ia yakin, MTQ ke-27 berikutnya di Sumaetra Utara akan membawa NTB menjadi juara umum.
Dengan nada bercanda, Gubernur mengaku NTB tidak bisa menjadi juara umum saat ini karena menghargai dan menghormati tamu. “NTB meraih posisi keempat alhamdulilah, jadi NTB menghargai tamu. Saya tidak enak sama Pak Rano Karno (Gubernur Banten yang menjadi juara umum – red), kita tidak enak juara satu. Insya Allah MTQ ke-27, NTB akan berprestasi lebih baik lagi,” ujarnya berkelakar.
Gubernur juga mengaku sangat bangga dengan seluruh masyarakat NTB. Pelaksanaan MTQ ke-26 berjalan lancar dan meriah karena dukungan dan partisipasi seluruh lapisan masyarakat.
Menurutnya, sejak hari pertama pelaksanaan MTQ sampai acara penutupan, belasan ribu bahkan puluhan ribu masyarakat berbondong-bondong mendatangi lokasi lomba.“Ucapan terimakasih kepada masyarakat yang membuat acara MTQ sukses,” ujarnya.
Gelaran MTQ juga dinilai telah melahirkan kecintaan ummat Islam terhadap Alqur’an. Banyak manfaat yang dirasakan secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya saja seperti solidaritas sosial di NTB yang semakin nyata terlihat. Belum lagi dampak ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Salah satu hal penting yang harus diingat juga adalah adanya MTQ membuat masyarakat bisa kearah yang lebih baik. “Jangankan manusia, air saja apabila mendengar hal-hal yang positif maka akan menjadi sesuatu yang positif,” katanya.
Dituturkannya, seorang peneliti Jepang bernama Dr Masaru Emoto berhasil membuktikan bahwa air saja yang diberi respon positif akan menghasilkan bentuk kristal heksagonal yang indah. Apalagi hati manusia yang diperdengarkan ayat-ayat suci Alqur’an.
Penelitian Masaru dengan melakukan percobaan dengan air di Swiss, Berlin dan Prancis. Ia melakukan penelitian selama 2 bulan untuk mendapatkan foto kristal air dengan membekukan air pada suhu -25 derajat Celsius dan menggunakan alat foto berkecepatan tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian itu, jika kata positif yang diberikan ke air, maka kristal yang terbentuk akan merekah luar biasa laksana bunga yang sedang mekar penuh. Sebaliknya, jika kata-kata negatif yang diberikan, maka akan menghasilkan pecahan kristal dengan ukuran yang tidak seimbang. “Begitu juga dengan manusia,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur juga berharap kepada menteri agama agar NTB kembali dipercaya sebagai tuan rumah MTQ. Kapanpun diminta Provinsi NTB sangat siap dan dijamin akan sukses kembali. “MTQ ini membekas di hati kami, jangan lama-lama jadikan NTB tuan rumah lagi. Kalau bisa 10 tahun lagi NTB jadi tuan rumah, karena yang sekarang saja 43 tahun kami menunggu,” katanya.
Sementara itu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin merasa sangat puas atas suksesnya MTQ di NTB. Ia menilai, MTQ kali ini bukan hanya berjalan lancar tetapi juga memiliki integritas dan jauh dari kecurangan. “Saya juga bangga pada NTB, saya saksikan sendiri antusias masyarakat sangat luar biasa,” katanya.
Bagi Lukman Hakim, Provinsi NTB telah mengembalikan MTQ ke khittahnya. Hal itu disebabkan partisipasi masyarakat yang sangat nyata, bahkan tidak hanya dari umat muslim tetapi juga dari kalangan non muslim di NTB.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan pelaksanaan MTQ terus dibenahi untuk semakin lebih baik. Pemerintah telah menyediakan sistem pendukung agar partisipasi publik lebih aktif. Selain itu, untuk pertama kalinya penyelenggaraan MTQ menerapkan e-MTQ dan membentuk Media Center.
Aplikasi online e-MTQ dinilai sudah signifikan mengurangi praktik-praktik negatif yang mencederai kesucian kompetisi MTQ. “Yang penting dari MTQ itu menyiapkan generasi Qur’ani, bukan sekedar lomba merebut juara,” ujarnya.
Terpisah Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTB, H Rosiady Sayuti mengaku sangat bangga dengan prestasi yang diraih kafilah NTB. Meskipun tidak menjadi juara umum, tetapi berada di posisi 4 merupakan prestasi terbaik sepanjang NTB mengikuti MTQ.
Selama ini, prestasi terbaik NTB hanya bisa berada di posisi ke-6, itupun diraih pada tahun 2012 di Jambi. Sedangkan pada MTQ 2014 lalu, NTB tidak masuk 10 besar. “Target utama kita lima besar, Alhamdulillah itu tercapai,” ucapnya kepada Radar Lombok di sela-sela acara penutupan.
Kunci keberhasilan ini terangnya, karena pembinaan yang dilakukan kepada kafilah NTB lebih intensif dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Apabila dalam mengikuti MTQ dulu hanya melakukan pembinaan satu bulan, tapi pada MTQ kali ini pembinaan dimulai sejak 6 bulan sebelum lomba MTQ.
Oleh karena itu, langkah kedepan yang akan dilakukan untuk meningkatkan prestasi adalah mengintensifkan pembinaan. Apalagi untuk bisa menjadi juara umum, maka pembinaan harus dilakukan lebih baik lagi. “Kita juara empat bukan karena sebagai tuan rumah, tapi kemampuan dan mental kafilah kita memang sangat baik saat ini,” katanya.
Bukan hanya mengintensifkan pembinaan, NTB juga akan mendatangkan pelatih-pelatih terbaik pada semua cabang lomba MTQ. “Kalau mau raih juara umum intenskan lagi pembinaan, kita akan datangkan pelatih-pelatih hebat agar skill dan mental kafilah NTB semakin mantap,” ucap Rosiady. (zwr)