SELONG—Ketua DPD Golkar Lombok Timur, HD Paelori megaku prihatin melihat bayaknya pasien asal Lombok dan Pulau Sumbawa dirujuk ke Rumah Sakit Sanglah Denpasar Bali.
‘’Selama lima tahun terakhir banyak pasien yang tidak tertangani di Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB dan Lombok Timur di rujuk ke RS Sanglah,’’ ujarnya kepada Radar Lombok Jumat, (31/3).
[postingan number=5 tag=”politik”]
Pemerintah Provinsi NTB dan Pemda Lombok Timur khususnya, perlu mengadakan rumah singgah di sekitar daerah RS Sanglah. Pasalnya jumlah pasien yang dirujuk berobat ke rumah sakit tersebut terus bertambah setiap tahun.
‘’Rumah singgah itu sangat dibutuhkan pasien asal Lotim yang dirujuk berobat ke sana. Apakah sistemnya melalui sewa atau dibagun oleh Pemda Lombok Timur,’’ tandasnya.
Paelori yang juga wakil ketua DPRD Lotim pernah mengungkapkan keinginannya tersebut ke SKPD terkait di Lotim. Baginya, pengadaan rumah singgah sangat mndesak untuk diadakan.
‘’Saya sudah sosialisasikan perlunya rumah singgah ke jajaran pemerintah Lombok Timur saat Musrenbang beberapa watu lalu untuk dimasukkan di RKPJ, dan bisa saja anggarkan melalaui APBD perubahan,’’ sebutnya.
Dijelaskan, rumah singgah nantinya bisa ditempati pasien dan keluarga sebelum masuk ke RS Sanglah. Biasanya pasien menunggu antrian beberapa hari sebelum perawatan. Jeda waktu menunggu itu, pasien dan keluarganya harus menyewa pondokan, atau hotel bagi mereka yang mampu. Kondisi itu sangat membebani masyarakat.
Bila ada rumah singgah, ada tempat mereka istirahat dan tidak perlu menyewa pondokan. ‘’Masyarakat kita sakit, kita bebani lagi mereka menyewa rumah sebelum dipanggil pihak rumah sakit, itu akan menjadi beban psikologis masyarakat yang sedang membuthan pertolongan,’’ ungkapnya prihatin.
Di rumah singgah itu, nantinya ditempatkan tenaga medis. Bisa satu atau dua orang perawat dari Lotim ditempatkan di rumah singgah untuk penanganan sementara pasien dari Lotim. ‘’Teknis penempatan tenaga perawatnya itu urusan dinas terkait,‘’ tambahnya.
Terkait banyaknya pasien RSUD Selong termasuk pasien dari RSUP yang dirujuk ke Mataram, tidak terlepas dari kurangnya fasilitas kesehatan. Karena penyakitnya sudah parah. Misalnya, kanker dan tumor akut. Praktis, tidak bisa ditangani di rumah sakit yag ada di Lombok. (ulu)