Global Hub Bandar Kayangan Bakal Dicoret dari Raperda RTRW KLU

TANJUNG – Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) akan dituntaskan tahun ini. Namun yang jadi pertanyaan yang berkembang bagaimana soal pembangunan megaproyek Global Hub Bandar Kayangan yang diwacanakan sejak dulu

Terkait hal tersebut, Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Lombok Utara, Hakamah mengatakan bahwa meskipun konsep Global Hub Bandar Kayangan diidamkan semua pihak, namun pada kenyataannya, realisasi proyek tersebut sulit terealisasi, sehingga tidak dimasukkan dalam Raperda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Lombok Utara.

“Saat kami evaluasi draft RTRW, Global Hub Kayangan akan kami keluarkan nantinya,” kata Hakamah, Selasa (7/1).

Diakuinya, proyek ini akan sangat sulit terealisasi karena beberapa hal. Salah satunya karena Lombok Utara masuk daerah rawan gempa bumi. Atas hal itu, maka investor yang sebelumnya tertarik untuk berinvestasi di kawasan ini mengurungkan niatnya.

“Kondisi alam yang rawan bencana membuat investor ragu. Jika ingin membangun gedung bertingkat 8 hingga 20 lantai, itu bukan hal yang mudah di daerah ini,” ungkapnya.

Beberapa tahun terakhir, Pemerintah Provinsi NTB jelasnya cukup rajin menawarkan Global Hub kepada setiap investor yang datang ke NTB. Diantaranya kepada investor Malaysia dan Kore Selatan. Hanya saja belum ada investor yang benar-benar merealisasikan investasinya di Global Hub. Oleh sebab itu, ia menyarankan agar peruntukkan lahan harus lebih diarahkan ke sektor agraris yang lebih produktif, seperti pertanian dan perikanan.

Baca Juga :  Ramai Transaksi Open BO di Lapangan Tanjung, Pol PP Aktifkan Patroli

“Kawasan ini seharusnya dimanfaatkan untuk bercocok tanam atau budidaya tambak udang,” terang Politisi Partai Gerindra ini.

Menurutnya, di tengah segala tantangan ini, DPRD Lombok Utara tetap berkomitmen untuk mencari solusi yang lebih realistis dan bermanfaat bagi masyarakat. Harapan utama mereka adalah agar lahan yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan ekonomi lokal dan kemaslahatan masyarakat Lombok Utara.

“Ke depan, kita harus lebih fokus pada sektor yang benar-benar dapat mendatangkan manfaat bagi masyarakat. Pertanian, perikanan, dan pariwisata adalah sektor-sektor yang harus kita dorong,” tuturnya.

Diketahui, rencana pembangunan Global Hub sudah dipatok areal lahan 7.030 hektare. Lahan seluas itu mencakup enam desa, di antaranya Desa Selengen dua titik seluas 1.058 hektare lebih untuk rencana membuat kawasan perindustrian yang terdiri dari kilang minyak, pelabuhan dan industri. Sedangkan di titik lain seluas 532 hektare lebih untuk rencana kegiatan membuat kawasan perumahan dan permukiman, kawasan perdagangan, jasa dan perkantoran.Kemudian di Desa Gumantar seluas 1.389 hektare lebih untuk rencana kegiatan membuat kawasan perumahan dan permukiman, jasa dan perkantoran, juga membuat kilang minyak, pelabuhan dan industri.

Baca Juga :  OSN Wadah Memupuk Semangat Berkompetensi

Desa Salut seluas 587 hektare lebih direncanakan untuk membangun kilang minyak, pelabuhan dan industri.Selanjutnya juga dua desa di Kecamatan Bayan yakni Desa Akar-Akar sekuas 2.830 hektare lebih yang akan diperuntukkan bagi perumahan dan permukiman, jasa dan perkantoran. Serta Desa Mumbul Sari seluas 966 hektare lebih yang akan diperuntukan bagi kilang minyak, pelabuhan dan industri. Adapun area Global Hub itu rencananya menyasar sepanjang panjang pantai dari Amor-Amor, Desa Gumantar, Kecamatan Kayangan sampai Mumbul Sari, Kecamatan Bayan. (der)