Geliat Usaha Kerajinan Bunga Flannel di Lotim

Geliat Usaha Kerajinan Bunga Flannel di Lotim
BUNGA FLANNEL: Nenti Ayudia dan Sofhatul menunjukkan kerajinan bunga berbahan baku kain flannel kreasinya, yang kini menjadi andalan usahanya di sekitar Aikmel. (IRWAN/RADAR LOMBOK)

Melawan keterbatasan lapangan pekerjaan di Lombok Timur (Lotim). Sejumlah warga mencoba gagasan dan pemikiran inovatif, merangkai kerajinan bunga dari bahan kain flannel, yang ternuata dapat membuka lapangan pekerjaan baru, sekaligus meningkatkan perekonomian mereka.


JANWARI IRWAN – LOTIM


Siapa orang yang tidak suka bunga? Apalagi kaum wanita. Bunga sering diidentikkan dengan ungkapan perasaan sayang dan bahagia. Bahkan remaja, maupun warga Lombok Timur (Lotim) juga kerap memanfaatkan bunga ini untuk mengungkapkan perasaan mereka. Entah untuk keluarga, sahabat, hingga pasangannya.

Fenomena ini ternyata ditangkap sebagai peluang usaha oleh dua orang perempuan asal Aikmel, Nenti Ayudia, 24 tahun, dan Sofhatul, 24 tahun. Keduanya melihat bunga menjadi peluang usaha yang bisa menjadi sumber penghasilan. Apalagi melihat trend dan perkembangan mode masyarakat, mereka pun memilih menekuni usaha karangan bunga atau buket.

Mewujudkan maksud itu, keduanya tak lantas berkebun atau menanam bunga. Mereka justeru mencoba sesuatu yang baru, dan lain dari biasanya. Tidak menggunakan bunga asli, Nenti dan Sofhatul mencoba membuat hiasan bunga karya mereka sendiri dengan memanfaatkan bahan dasar kain flannel. “Soalnya kalau bunga asli kan cepat layu, dan nggak tahan lama. Makanya kami lebih memilih menekuni usaha bunga kerajinan dari kain flannel,” kata Nenti, Senin (29/5).

Baca Juga :  Perusahaan Tolak Beli Tembakau Petani

Kerajinan bunga yang berwarna-warni, ada biru, putih, merah muda, hingga oranye. Sekilas kumpulan buket yang dijual Nenti mirip dengan bunga asli. Namun setelah didekati dan dipegang, baru diketahui kalau bunga tersebut merupakan bunga buatan.

“Biasanya kami jual lewat online memanfaatkan media sosial. Terkadang kami juga jual langsung ke acara wisuda dan lainnya. Selain itu kami juga melayani pesanan,” jawabnya.

Dikisahkan, semua itu bermula sekitar enam bulan lalu, yaitu ketika Nenti melihat ada sejumlah kerajinan bunga yang banyak di jual di Kota Mataram. Dia pun tertarik dengan kreasi bunga tersebut, dan penasaran bagaimana cara membuat bunga tersebut.

Dengan memanfaatkan teknologi informasi yang ada saat ini, Nenti bersama Sofhatul pun belajar otodidak. “Saya belajar dari video di youtube. Nggak terlalu lama sih, soalnya buatnya nggak sulit,” akunya.

Berbekal bahan dasar kain flannel warna warni, gunting, lem tembak, spons bonds, serta beberapa peralatan lainnya, keduanya mencoba merangkai bunga ini. Hasilnya diluar dugaan, bunga kreasi Sofhatul dan Nenti terlihat cantik dan diminati banyak temannya. Dari sanalah akhirnya terbersit ide keduanya untuk menjadikan ini sebagai usaha.

Baca Juga :  Lulus Pesantren, Ujian Mempertahankan Hafalan 30 Juz

Kemudahan akses media sosial, menjadi sarana promosi mereka untuk menawarkan hasil kerajinannya. “Alhamdulillah, ada saja yang beli setiap hari. Baik ke tempat kami langsung di Aikmel, atau memesan lewat media sosial,” aku dua dara manis tersebut.

Omset yang bisa didapatkan kedua perempuan kreatif ini bahkan mencapai Rp 3 juta lebih per bulan. Apalagi dengan sistem kerja yang mereka rasakan tidak terlalu memberatkan. “Menyenangkan dan mendatangkan hasil,” cetusnya.

Harga kerajinan bunga yang dibuat Nenti dan Sofhatul juga sangat terjangkau. Mulai dari harga Rp 7 ribu per tangkai, hingga yang termahal Rp 150 ribu. Kebanyakan pelanggan mereka berasal dari kalangan pelajar, mahasiswa, hingga masyarakat umum. Kini, dengan semakin berkembangnya usaha ini, keduanya pun menamakan usahanya tersebut, Bigstore, dan membuka usaha di wilayah Aikmel. (*)

Komentar Anda