Tanggal 11 Agustus mendatang umat Islam akan merayakan ibadah Idul Adha yang lazim disebut hari raya kurban. Saat hari raya, mereka yang diberikan kelebihan rizki diperintahkan berkurban daging hewan ternak untuk membantu saudara lain yang membutuhkan. Umumnya hewan yang dikurbankan adalah sapi dan kambing. Sejak sekarang, kandang dadakan penjual kambing kurban sudah bermunculan. Gairah berbagi yang masih tinggi menyebabkan bisnis jual beli hewan kurban sangat bagus.
Rasinah Abdul Igit- LOMBOK BARAT
Sejak beberapa hari ini terdapat banyak pedagang hewan kurban musiman bermunculan. Mereka membeli hewan terutama kambing di perternak kemudian menjualnya kembali dengan harga yang lebih tinggi. Di banyak tempat bisa disaksikan adanya kandang-kandang hewan kurban dadakan. “ Sengaja kita buat kandang di sini. Biar kambing-kambingnya bisa dilihat oleh orang yang lalu lalang,” ungkap Arham (34), pedagang hewan kurban persis di pinggir jalan Gerung kemarin.
Saat ditemui ia terlihat sibuk memberi makan 13 ekor kambing. Kandang terbuka dibuat 4 x 4 meter. Sesekali ia juga melayani calon pembeli yang datang dan menanyakan harga masing-masing kambing. Rata-rata harga kambing miliknya diatas Rp 1 juta. Ada yang bahkan diatas Rp 2 juta. Sebetulnya laki-laki 1 anak ini bukan peternak “beneran”. Ia adalah petani penggarap yang sengaja membeli dan beternak kambing untuk keperluan setiap lebaran haji. Banyak teman-temannya yang lebih dahulu melakukan hal serupa dan sukses. Dengan kambing yang sudah berkembang biak, ia berharap mendapat keuntungan lebih dibanding penjualan diluar musim haji. “ Tiap musim lebaran haji saya geluti ini. Hasilnya lumayan besar,” ungkapnya.
BACA JUGA: Mengunjungi Inaq Joh, Perempuan Penderita Tumor
Peternakan kambing memang mendapati prospek jualnya saat tiba Lebaran Haji. Masyarakat Sasak dikenal sebagai masyarakat religius. Berkurban adalah pesan agama yang harus dilakukan jika kondisi ekonomi memungkinkan. Hewan kurban yang paling banyak dicari adalah kambing. Selain itu, ada juga ritual lain yang membutuhkan daging kambing, masalnya aqiqah untuk anak kecil.
Tingginya permintaan hewan ternak untuk keperluan ibadah masih sebanding dengan masih terkontrolnya populasi ternak di daerah ini. Ambil contoh Lombok Barat. Dalam kurun 1 tahun terakhir, Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan mencatat kenaikan populasi hewan ternak yang cukup signifikan. Berdasarkan data yang ada, perkembangan populasi ternak tahun ini mengalami peningkatan 9,53 persen dibanding tahun sebelumnya. Populasi yang meningkat masing-masing sapi 80.881 ekor, kerbau 8.564 ekor, dan kuda 4.026 ekor.Peningkatan rata-rata diatas seribu juga terjadi pada ternak lain, termasuk kambing.
Pemkab memberikan bantuan berupa ternak subsidi untuk meningkatkan populasi sebagaimana target daerah. Sebab sektor peternakan juga menjadi pendukung pergerakan ekonomi di tingkat menengah ke bawah. Pemkab misalnya mengklaim telah menyalurkan bantuan bibit ternak sapi jantan, kambing dan itik kepada puluhan kelompok ternak.“ Untuk kambing masih tinggi (populasinya),” ungkap Kepala Dipertanakbun Lombok Barat, H. Muhur.(*)