MATARAM – Musyawarah Kabupaten (Muskab) Palang Merah Indonesia (PMI) Lombok Barat digelar digelar diSalah salah satu hotel di Mataram, Kamis (22/5). Dalam forum ini, sebanyak tujuh nama mengajukan diri sebagai calon Ketua PMI Lobar. Mereka adalah Hasan Basri, Samsyul Arifin, Fatur Rahman, Agus Sastrawan, H.L. Sadri, Haris Karnaen dan H. Lalu Winengan.
Ketua PMI Provinsi NTB Lalu Herman Mahaputra membuka Muskab ini. Ia menegaskan bahwa Muskab PMI Lobar yang dilaksanakan sebelumnya yakni pada 23 Maret tidak sah karena tidak sesuai dengan mekanisme organisasi.
“Proses muskab harus bersifat bottom-up sesuai AD/ART. Kegiatan 23 Maret itu tidak pernah kami ketahui, baik di tingkat provinsi maupun pusat,” ungkapnya.
Ia menambahkan, pengesahan hasil Muskab harus melalui ketua PMI provinsi dan pusat. Karena itu, Muskab 23 Maret dianggap tidak memenuhi syarat legalitas.
“Saya tidak pernah mengesahkan hasilnya, dan PMI Pusat juga tidak dikonfirmasi. Bagaimana bisa dikatakan sah jika tidak ada pengakuan dari struktur organisasi?” tegasnya.
Dokter Jek, sapaannya, mengajak semua pihak untuk menghentikan polemik. PMI sebagai lembaga kemanusiaan, katanya, harus diisi oleh orang-orang yang tulus, berjiwa sosial, dan mengikuti aturan organisasi.
“Silakan siapa pun ikut mencalonkan diri di Muskab resmi ini. Kami pastikan tidak ada intervensi. Prosesnya terbuka dan sesuai AD/ART,” tambahnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Ketua PMI Lombok Barat, Fahrul Mustofa, menyatakan bahwa Muskab ini menjadi momentum perbaikan internal PMI Lobar untuk lima tahun ke depan.
“Saya mendapat mandat sebagai Plt pada 26 Maret 2025. Muskab yang sebelumnya digelar di Senggigi itu tidak sah. Semua tahapan Muskab saat ini kami jalankan sesuai AD/ART dan arahan Ketua PMI Provinsi,” jelasnya.
Ia mengungkapkan kondisi memprihatinkan saat dirinya mulai menjabat. Markas kosong, perangkat tidak aktif, dan arsip hilang.
“Itu tantangan yang kami hadapi. Bahkan relawan pun ditinggalkan. Padahal relawan adalah ujung tombak aksi kemanusiaan PMI,” tegas Fahrul.
Secara terpisah, Ketua PMI Lobar versi Muskab 23 Maret lalu, Tarmizi, menilai PMI Provinsi NTB tidak netral dan tidak memahami AD/ART organisasi.
“Omong kosong. Justru mereka yang mengabaikan aspirasi relawan,” ungkapnya.
Tarmizi mengklaim bahwa relawan dan pengurus ranting mendukung penuh Muskab 23 Maret. Ia menyebut relawan SIBAT (Siaga Bencana Berbasis Masyarakat) dari seluruh wilayah Lombok Barat telah menyatakan sikap mendukung hasil Muskab tersebut.
“Mereka semua terlatih dan memiliki integritas. Dukungan akan terus mengalir,” tandasnya.(Adi)