Gedung Pasar Hortikultura Lombok Utara Mangkrak Dinilai Akibat Salah Lokasi

SALAH LOKASI: Pasar Hortikultura yang mangkrak dinilai akibat salah lokasi di awal. (HERY MAHARDIKA/RADAR LOMBOK)

TANJUNG–Dewan Pembina Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kabupaten Lombok Utara (KLU) Bimbo Asmuni mengomentari soal mangkraknya gedung hortikultura senilai Rp 2,8 miliar itu.

Menurut Bimbo, mangkraknya gedung Pasar Hortikultura di Kompleks Terminal Bangsal akibat dari salah perencanaan sejak awal. Dimulai dengan lokasi yang salah, mengingat areal terminal adalah tempat transit bukan tempa membeli kebutuhan pokok yang dibawa ke gili. “Gedung Pasar Hortikultura sudah bagus tapi sayang lokasi pembangunannya tidak pas. Karena sudah salah dari perencanaan, maka sampai sekarang gedung itu tidak bisa terpakai,” ungkap Bimbo kepada Radar Lombok, Kamis (18/3).

Menurutnya, jika gedung yang dibangun pada 2017-2018 itu benar-benar direncanakan matang, maka tentu pemerintah daerah waktu itu sudah mengetahui kondisi lapangan. Apalagi sudah diketahui bahwa pelaku usaha di gili memiliki langganan yang bersedia diutangi 2 sampai 3 hari bahkan seminggu, baru barang berupa sayur-mayur dan buah dibayar. Sehingga tidak elok jika Diskoperindag beralasan bahwa pedagang di Pasar Hortikultura tutup karena mereka tidak sepakat dengan sistem utang seperti itu. Mengingat sistem semacam itu sudah biasa.

Baca Juga :  Seorang Remaja di Lombok Utara Gantung Diri di Pohon Mangga

Justru menurut Bimbo, tidak tepat Pasar Hortikultura dibangun di lokasi sekarang. Kalau mau membangun lebih baik langsung di Gili Trawangan. Di sana sudah ada lahan daerah yang dapat dimanfaatkan. Setelah itu pemerintah daerah meminta persetujuan pemerintah desa dan pelaku usaha yang ada di sana untuk mengambil barang. “Jika kesepakatan itu sudah terbangun, yakin Pasar Hortikultura akan berjalan, dan ketika mereka kekurangan bahan pasti akan mengambil ke sana, tentu dengan memberikan harga terjangkau tidak terlalu mahal, karena pelaku usaha mengambil keluar diberikan harga lebih murah dibandingkan harga di pasar di sini,” terangnya.

Baca Juga :  Perburuan Bandar Sabu Kelas Kakap di Gili Belum Berhasil, tetapi 4 Pengedar Ditangkap

Berbeda jika Pasar Hortikultura itu di Bangsal, maka tentu akan bersaing dengan Pasar Pemenang yang harganya lebih murah. Adapun terhadap Pasar Hortikultura yang ada ini, Bimbo menawarkan lebih baik gedung itu dimanfaatkan sebagai rest area menyambut kunjungan wisatawan. Jika pemerintah tidak mampu mengelola gedung itu, lebih baik dilimpahkan ke pihak ketiga sehingga dapat dimanfaatkan maksimal. “Daripada mangkrak seperti sekarang,” tegasnya.

Kalaupun misalnya dipaksa buka, maka tidak ada jaminan pengusaha membeli di sana. Mengingat pengusaha masih mendatangkan kebutuhan dari Mataram dan Bali. (flo)

Komentar Anda