Gaprindo Komitmen Tingkatkan Produksi Tembakau

Program kemitraan dengan petani lokal di Lombok yang dijalankan Sampoerna dan Bentoel Group lanjutnya, memayungi lebih dari 4.200 petani tembakau yang bekerja di area seluas kurang lebih 10.000 hektar (Ha). Program kemitraan Sampoerna ini juga telah diimplementasikan di beberapa daerah tembakau, seperti di daerah Jateng dan Jatim, mulai dari Rembang, Wonogiri, Malang, Jember, Blitar dan Lumajang.

Sementara Bentoel Group memulai pengembangan pertanian tembakau di Lombok sejak tahun 1972, khususnya untuk jenis tembakau Virginia. Kemitraan yang dijalankan bersama dengan ratusan kelompok tani berhasil meningkatkan produkstivitas tembakau secara signifikan, sehingga menjadikan Lombok sebagai daerah penghasil tembakau kedua terbesar di Indonesia.

Baca Juga :  Pemprov Diminta Perhatikan Nasib Petani Tembakau

Dengan meningkatnya produktivitas tembakau, Moeftie berharap program kemitraan dapat menjadi jawaban atas devisit tembakau di Indonesia, sehingga bisa naik secara kualitas, kuantitas, dan jenis. Dalam lima tahun terakhir, rata-rata produksi tembakau di dalam negeri selalu di bawah 200.000 ton per tahun. ”Sementara itu, permintaan tembakau berkisar antara 340.000 ton per tahun,” ujarnya.

Baca Juga :  Dewan Lotim Dukung Langkah KPPU

Terkait wacana aturan pembatasn impor tembakau, Moeftie mengatakan bahwa aturan oleh Kementerian Perdagangan RI itu akan mengancam industri hasil tembakau, yang menopang kehidupan 6 juta orang. Pasalnya, beberapa jenis tembakau tidak dapat tumbuh di Indonesia atau cukup diproduksi saat ini. ”Ketiadaan atau kelangkaan bahan baku tembakau akan mengancam kegiatan industri pabrikan,” sebutnya.

Komentar Anda
1
2
3
4