Gagal Dua Kali Pilkada Loteng, NW Anjani Pilih Fleksibel

Lalu Abdul Muhyi
Lalu Abdul Muhyi (Ist)

MATARAM — Sekjen PB NW, Lalu Abdul Muhyi mendorong kader terbaiknya Lalu Gede Syamsul Mujahidin atau akrab disapa GSM untuk maju di Pilkada Lombok Tengah (Loteng), baik sebagai calon bupati ataupun wakil bupati. “Kita fleksibel. Beliau bisa jadi calon bupati atau calon wakil bupati,” jelas Anggota DPRD NTB ini kemarin.

Pihaknya tidak akan memaksakan kehendak menjadi orang nomor satu. Itu berangkat dari pengalaman kekalahan kader NW Anjani pada Pilkada Loteng 2010 dan 2015. “Ini kita bicara realistis. Jika potensi kader kita menang lebih besar jadi orang nomor dua, tentu tidak masalah bagi kita jadi nomor dua,” imbuhnya.

BACA JUGA: Usung Paslon di Pilkada, NasDem Jamin Tanpa Mahar

Namun bagi Muhyi, dalam politik berbagai opsi sangat mungkin muncul. Termasuk bersama-sama dengan NU mendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati. Misalnya saja paket Lalu Pathul Bahri-Gede Syamsul. Pathul yang saat ini menjabat Wakil Bupati Loteng merupakan Ketua PCNU Loteng. Sementara Gede Syamsul adalah Ketua Pimpinan Pusat Pemuda NW. “Saya kira sangat mungkin koalisi NU dan NW, untuk dukung kader di Pilkada Loteng,” tandasnya.

Baca Juga :  Road Show Ali-Sakti di Pulau Sumbawa Disambut Meriah

Sementara itu, Pengamat Politik UIN Mataram, Ihsan Hamid mengatakan, peluang terjadinya koalisi antara NU dan NW, baik secara kultural dan struktural di Pilkada Loteng terbuka lebar. Karena jika itu terjadi, setidaknya peluang memenangkan pertarungan bisa lebih besar dibanding paslon lain. Tapi dengan satu syarat NU dan NW sepenuhnya harus sepakat dan kuat konsolidasi di internal organisasi masing-masing.

Selama ini baik NU maupun NW, terutama dalam sikap politik di dalamnya masih ada faksi-faksi. Di NU misalnya ada NU Bagu dan NU Bodak, di NW ada NW Anjani dan NW Pancor. Kadang masing-masing faksi itu menyodorkan calon sendiri-sendiri.

Oleh sebab itu, jaminan pertama yang harus diberikan untuk mempermudah kemenangan yakni dengan konsolidasi dan kesepakatan internal masing-masing organisasi tersebut. Terkait munculnya paket Lalu Pathul Bahri-Gede Syamsul Mujahidin menurutnya, secara kalkulasi politik hitam di atas putih, belum bisa jadi jaminan menang. Mengingat dua orang itu belum sepenuhnya merepresentasikan kekuatan dua ormas tersebut. Karena masih banyak tokoh muda potensial lain yang berpelung diusung oleh parpol dan berpeluang maju seperti Lalu Aksar Ansori dari NU dan Khairul Rizal dari NW Pancor, dan lainnya.

Baca Juga :  Golkar Gerah Stiker Zaitun dan Zul-Rohmi Beredar

BACA JUGA: Didukung FH, Ketua Garbi NTB Siap Maju Pilkada Loteng

Kalaupun Lalu Pathul Bahri-Gede Syamsul Mujahidin dipasangkan, maka komunikasi internal harus dibangun dengan baik sehingga konsolidasi internal lebih solid, dan jemaah di akar rumput juga bisa dikondisikan dengan mudah.

Kemudian lanjutnya, keputusan politik NW mau memasangkan kadernya sebagai calon di Loteng baik jadi calon bupati atau wakil bupati, harus diambil setelah pemetaan dan kalkulasi politik dengan matang. Jangan sampai mengalami kekalahan demi kekalahan lagi. Keputusan harus diambil dalam kondisi psikologi yang normal, bukan dalam kondisi emosional. “Harus mendengarkan masukan dari berbagai pihak, apalagi pilpres dan pileg yang kita anggap sebagai panggung kontestasi bagi NW, NW banyak menelan kekalahan,” terangnya.

Apalagi lanjutnya, saat ini arah dukungan jemaah cenderung bergeser ke individu dan sudah tidak sepenuhnya memilih dukungan afiliasi organisasi. Sebab itu, harus pandai memilih stok pemimpin yang akan diusung. “Dan saya rasa NW memiliki stok pemimpin yang baru sangat banyak, hanya saja mau dikasi kesempatan atau tidak,” lugasnya. (yan)

Komentar Anda