Gadget Picu Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak

Aipda I Nengah Wardika (IRWAN/RADAR LOMBOK)

SELONG–Sepanjang tahun 2017 (Januari – April) ini, tercatat ada 15 laporan kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak di Kabupaten Lombok Timur (Lotim). Kasus kekerasan terjadi di wilayah perkotaan dan desa, dimana penggunaan gadget tinggi.

“Trennya malah di perkotaan. Salah satu pemicu adanya kemajuan teknologi, seperti penggunaan gadget tanpa pengawasan, dan maraknya Medsos seperti Facebook dan lainnya,” ungkap Kapolres Lotim melalui Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Lotim, Aipda I Nengah Wardika, kepada Radar Lombok, Selasa (18/4).

Disampaikan, beberapa kasus kekerasaan terhadap perempuan, terutama yang belum menikah, berawal dari komunikasi lewat media sosial (Medsos) atau handpone (Hp). Sehingga pada saat terjadi pertemuan, para pengguna gadget ini justeru menjadi korban rayuan para pelaku kejahatan seksual.

”Keakraban yang terjalin di dunia maya, seringkali berlanjut dengan pertemuan. Setelah bertemu, si perempuan kemudian menjadi korban pelecehan seksual oleh pria yang dikenal lewat Hp dan Medsos,” jelasnya.

Baca Juga :  Gaji ke 14 PNS Segera Dicairkan

Adanya video porno yang terlalu mudah diakses lewat internet, juga menjadi pemicu. Termasuk cara seorang perempuan berpakaian, bisa memicu orang lain melakukan tindak kekerasan. “Kuncinya, jangan membuka peluang terjadinya tindak kekerasan,” tuturnya.

Ia mencontohkan salah satu korban yang masih dibawah umur, beralamat Dusun Sunut, dan masih berusia 14 tahun. Dia menjadi salah satu korban gadget, dengan modus dia dijanjikan dibelikan gadget oleh pelaku, namun harus membayar dengan keperawanannya korban.

Menurutnya, pada bulan keempat tahun 2017 ini, jumlah laporan yang masuk terkait adanya kekerasan terhadap anak dan perempuan sebanyak 15 laporan. Dimana dari 15 laporan itu, 5 laporan diantaranya sudah ditindak lanjuti, dan  para pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka.

Baca Juga :  Saber Pungli Lotim OTT Kadus Penyonggok

“Kalau melihat angka laporan kekerasan anak dan perempuan yang masuk ini. maka kami berharap pada masyarakat, khususnya orang tua agar menjaga anak dan keluarganya lebih baik lagi,” pintanya.

Salah satu upaya yang ditempuh untuk menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak, adalah memperkuat kelembagaan dan sosialisasi untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang perlindungan terhadap perempuan dan anak.

Terkait adanya laporan terhadap anak yang menjadi korban pemerkosaan yang dilakukan oleh oknum Kepala Dusun di Kecamatan Keruak, sehingga anak tersebut tak dapat mengikuti ujian nasional, 3 April lalu?

“Setelah kita datangi sekolah korban, dan menanyakan kepada pihak sekolah. Dari hasil itu kita simpulkan bahwa siswa terkait memang tidak menghadiri ujian. Akan tetapi nantinya akan diberikan ujian paket C sebagai pengganti UN-nya,” pungkas Wardika. (cr-wan)

Komentar Anda