MATARAM—Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2024, untuk formasi dokter spesialis dan sub spesialis di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), minim peminat.
Bahkan hingga penutupan pendaftaran CPNS pada 10 September 2024, tak ada satu pun pelamar yang mengisi 22 formasi yang tersedia untuk posisi dimaksud.
Sekretaris Daerah Provinsi NTB, H. Lalu Gita Ariadi, menyoroti fenomena ini sebagai tantangan yang harus segera dicarikan solusinya oleh pemerintah daerah. “Ini menjadi kajian kita selanjutnya, faktor apa yang akan menjadi daya tarik,” ungkap Lalu Gita Ariadi, kemarin.
Pemerintah daerah berencana mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi minimnya minat pelamar CPNS dokter spesialis, serta mempersiapkan kebijakan untuk menarik minat pelamar pada formasi yang sepi tersebut.
Saat ini, Pemprov NTB telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi kekurangan tenaga dokter spesialis dengan mengirimkan dokter umum untuk melanjutkan pendidikan spesialis. Biaya pendidikan ini sebagian besar diambil dari Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) atau melalui sumber pendanaan lainnya. Namun, langkah tersebut belum cukup untuk menutupi kebutuhan akan dokter spesialis dan sub spesialis di wilayah NTB.
Gita juga menyampaikan, kondisi minimnya peminat pada formasi CPNS dokter spesialis tidak hanya terjadi pada tahun ini, tetapi juga pada seleksi-seleksi sebelumnya. Oleh karena itu, ia menilai perlu adanya langkah afirmatif yang disiapkan oleh pemerintah daerah untuk meningkatkan minat pada formasi tersebut, termasuk dengan mempertimbangkan pemberian insentif.
“Sehingga kedepan afirmasi apa yang perlu kita lakukan, apa jalan pintas dan insentif yang perlu dipersiapkan daerah,” ujar Gita.
Pemerintah daerah akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk mendapatkan panduan dan pedoman dalam pemberian insentif bagi dokter spesialis dan sub spesialis.
NTB sendiri terus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan sumber daya manusia di bidang kesehatan melalui program PPDS.
Hal ini dilakukan untuk menutupi kekosongan tenaga medis spesialis yang sangat dibutuhkan di rumah sakit-rumah sakit provinsi.
Plt Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) NTB, Yusron Hadi, mengungkapkan bahwa meski jumlah total pelamar CPNS di lingkungan Pemerintah Provinsi NTB mencapai 4.388 orang, namun formasi untuk dokter spesialis dan sub spesialis masih belum ada peminat.
“Memang di mana-mana daerah, pelamar untuk dokter sub spesialis dan dokter spesialis ini terbatas,” jelas Yusron.
Saat ini, panitia daerah seleksi CPNS masih dalam tahap verifikasi berkas pendaftaran. Hasil verifikasi tersebut rencananya akan diumumkan pada tanggal 14 hingga 17 September 2024.
Dengan minimnya minat terhadap formasi dokter spesialis, diharapkan pemerintah daerah dan pusat dapat bekerja sama dalam menemukan solusi yang efektif agar kebutuhan akan tenaga kesehatan berkualitas di NTB dapat terpenuhi. (rat)