Fokus ke Sektor Produksi, Bank Mandiri Salurkan KUR Klaster

Bank Mandiri
Senior Vice President Micro Banking Bank Mandiri Wawan Setiawan, Kepala Kanwil DJPB NTB, Tauhid bersama empat pelaku UMKM penerima kredit KUR Klaster Produksi Bank Mandiri dan Asdep Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Kemenko Perekonomian Agus Heri Susanto.

GIRI MENANG – Bank Mandiri berkeinginan terus mendukung pengembangan sektor-sektor produksi dalam penyaluran program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pada tahun 2018 ini, misalnya, perseroan menargetkan dapat meningkatkan porsi penyaluran ke sektor produksi menjadi 50 persen dari tahun sebelumnya di kisaran 47 persen.

Senior Vice President Micro Banking Bank Mandiri Wawan Setiawan mengatakan bahwa, target itu diharapkan dapat dicapai antara lain melalui penyaluran KUR Khusus kepada Klaster/Kelompok yang diinisiasi Kementerian Koordinator Perekonomian pada tahun ini

“Kami akan memanfaatkan mitra binaan nasabah segmen corporate dan commercial Bank Mandiri untuk mendapatkan calon debitur KUR. Selain itu, kami juga akan memanfaatkan keberadaan kelompok tani ataupun koperasi serta bermitra dengan mereka untuk menyalurkan KUR kepada anggotanya,” kata Wawan dalam sosialisasi program KUR 2018 di Hotel Aruna Senggigi, Lombok Barat,  Jumat (23/3).

Sosialisasi itu sendiri merupakan sinergi perseroan dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam mengenalkan peraturan baru tentang Kredit Usaha Rakyat atau KUR yaitu Permenko Nomor 11 tahun 2017 tentang Pedoman Pelaksanaan KUR Bagi Pemerintah Daerah dan UMKM, dimana pada tahun 2018 ini, suku bunga KUR diturunkan menjadi 7 peren. Hadir pada pertemuan tersebut, Asdep Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Kemenko Perekonomian Agus Heri Susanto, Direktur Pengawasan Badan Usaha Jasa Keuangan dan Manufaktur BPKP Riyani Budiastuti, dan Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaraan, Kemenkeu RI, Provinsi NTB, Tauhid.

Baca Juga :  Bank Mandiri Area Mataram Gelar Simulasi Kebakaran Gedung

Pada tahun 2017 lalu, pencairan KUR Bank Mandiri ke sektor produksi, yakni pertanian, perikanan, industri pengolahan dan jasa produksi mencapai Rp 6,3 triliun, atau 47,47 persen dari total KUR yang disalurkan Rp13,34 triliun, dengan jumlah penerima sebanyak 224.709 pelaku usaha sektor produksi. Komposisi itu bahkan melebihi kewajiban 40 persen yang ditetapkan Kementerian Koordinator Perekonomian RI.

Dari nilai tersebut, sektor pertanian memperoleh KUR sebesar Rp3,05 triliun, perikanan sebesar Rp179 miliar, industri pengolahan Rp1,47 triliun dan sektor jasa produksi sebanyak Rp1,63 triliun.

Menurut Wawan, Bank Mandiri pada tahun 2018 ini menargetkan dapat menyalurkan KUR sebesar Rp14,56 triliun, dimana Rp 7,28 triliun akan disalurkan kepada sektor produksi. Adapun dalam dua bulan pertama tahun ini, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebesar Rp1,94 triliun kepada 33.145 debitur

Baca Juga :  Dorong Nasabah Hidup Sehat, Bank Mandiri Taspen Gelar Jalan Sehat di Tujuh Kota Besar

“Selain menyalurkan, kami juga aktif melakukan pembekalan sekaligus pendampingn debitur KUR dalam rangka meningkatkan kapasitas debitur KUR sehingga mampu naik kelas ke kredit komersial dengan limit yang lebih besar,” ungkap Wawan.

Wawan melanjutkan, pihaknya menyambut baik langkah pemerintah menurunkan besaran bunga KUR menjadi 7 persen dari 9 persen pada tahun lalu, karena akan semakin menarik minat masyarakat untuk mengajukan KUR dan memudahkan perbankan dalam menawarkan KUR kepada masyarakat, pada akhirnya akan semakin banyak pengusaha kecil yang dapat mengakses kredit murah tersebut

“Hal ini sangat baik, karena akan meningkatkan kemampuan pelaku usaha kecil dalam pengelolaan keuangan dan lebih fokus dalam mengembangkan usaha,” kata Wawan.

Kapasitas debitur KUR Bank Mandiri dalam mengelola sumber daya keuangan saat ini, kata Wawan, sudah baik yang tercermin dari kemampuan membayar pinjaman mereka sehingga rasio kredit bermasalah (NPL) mereka pun cukup rendah, yaitu 1,28 persen pada tahun lalu.

“Bahkan rasio kredit bermasalah atau NPL kami untuk penyaluran ke sektor produksi di tahun 2017 tercatat sangat baik yaitu sebesar 0,11 persen,”  pungkas Wawan. (luk)

Komentar Anda