Terkait dengan anggaran yang tidak ada dari dispar, baginya itu bukan kesalahan dinas itu sendiri. Melainkan kesalahan dari banyak pihak yang tidak memiliki banyak wawasan. Tidak hanya Festival Tenun Pringgasela saja, berbagi kegiatan budaya lainnya di Lotim juga sama-sama tidak punya anggaran. ‘’ Ini kedepan, harus ada anggarannya. Baik itu di dispar, dikbud dan disperindag. Sehingga mereka tidak perlu harus cari bantuan kemana-kemana,” tutupnya.
Terpisah ketua panitai penyelenggara, Eka Karisma Novandi mengatakan festival ini mengambil warna dan irama tenun Pringgasela dengan 1300 penenun. Rencana awal festival ini yaitu bisa memecahkan rekor MURI. Tapi karena tidak ada dukungan dana dari Dispar Lotim dan Provinsi, terpaksa dibatalkan. ‘’ Konsep sebenaranya semua sudah jadi. Tapi karena kita terkendala tidak ada suport dari Pemkab Lotim dan Provinsi akhirnya kita tidak berani langsung ke MURI,” sebutnya.
Meski tanpa sokongan dana, acara ini berlangsung sukses. ‘’ Sebanyak 1350 penenun dari berbagai dusun di Pringgasela ikut serta memeriahkan kegiatan ini,‘’ tutupnya. (lie)