Dikatakan, tenun di Pringgasela merupakan salah satu karya seni bangsa suku Sasak. Dari kegiatan ini kata Ali BD sama sekali tidak memberikan keuntungan material bagi para penun. Namun apa yang dilakukan para penun dan masyarakat merupakan bagian dari upaya memberikan keuntungan untuk pelestarian nilai -nilai adat bangsa ini. ‘’ Inilah yang harus kita wariskan ke generasi dan anak cucu bangsa kita,” katanya.
Meski pemkab masih belum bisa memberikan bantuan yang banyak. Tapi kedepan , Ali BD mengajak semua pihak supaya terus berpikir lebih memberikan dukungan terhadap berbagai kegiatan dalam memajukan parawisata. ‘’ Sebab hal seperti ini akan bisa membangun karakter bangsa. Terutama karakter budaya Sasak,” tutupnya.
Sementara itu wakil Bupati Haerul Warisin juga memberikan pujian dengan kegiatan ini. Festival tenun Pringgasela merupakan hal yang sangat istimewa. Tidak hanya untuk Lotim melainkan juga untuk NTB secara umum.‘’ Kegiatan seperti ini tidak ada , di kecamatan mana pun di NTB yang sama seperti ini. Dimana masyarakat begitu rukun, punya pandangan yang sama, dan begitu iklas untuk menampilkan apa yang menjadi budayanya ‘’ kata Warisin.
Lebih lanjut disampaikan , mempertahankan budaya itu merupakan suatu hal yang sangat penting. Jadi mempertahankan budaya itu, tidak semata harus menggunakan uang dan membutuhkan pengakuan. ‘’ Bayangkan saja, harga satu kain hanya Rp 400 ribu. Itu pun dikerjakan dalam satu bulan. Tapi mereka tetap mengerjakan, karena ikhlas. Ini yang harus diperhatikan oleh pemerintah ‘’ terang Warisin.